Simbol Hakim

Hakim Hakim 14:2

"Kemudian Simson berkata kepada ayahnya dan ibunya: 'Saya telah melihat seorang perempuan di Timna, seorang Filistin. Sekarang, ambillah dia bagiku menjadi istri.'"

Kapan Pernikahan Tepat? Tanda-Tanda dari Sang Pencipta

Kisah Simson, seorang tokoh yang diberikan kekuatan luar biasa oleh Tuhan, seringkali kita dengar karena keberanian dan perjuangannya melawan musuh-musuh bangsanya. Namun, di balik aksi heroiknya, terselip sebuah episode awal yang menarik perhatian, yaitu keputusannya untuk menikahi seorang perempuan Filistin. Ayat dari Hakim-Hakim 14:2 ini menjadi pembuka dari sebuah rentetan peristiwa yang kompleks dan mengajarkan kita banyak hal, terutama mengenai penentuan waktu dan tanda-tanda dalam pengambilan keputusan penting seperti pernikahan.

Ketika Simson mengungkapkan keinginannya, reaksi orang tuanya tentu tidaklah mudah. Pernikahan lintas suku, apalagi dengan bangsa yang sedang bersitegang, bukanlah hal yang lazim. Namun, ada sebuah frasa kunci yang seringkali terlewat: "Saya telah melihat seorang perempuan...". Ungkapan ini mengindikasikan sebuah ketertarikan pribadi Simson. Pertanyaannya, apakah ketertarikan ini murni emosional belaka, atau ada campur tangan ilahi yang menyertainya?

Dalam narasi Kitab Hakim, para tokoh dipilih dan dikuatkan oleh Tuhan untuk tujuan tertentu. Kekuatan Simson bukanlah hasil dari usahanya sendiri, melainkan pemberian langsung dari Sang Pencipta. Oleh karena itu, adalah wajar untuk menduga bahwa keputusan-keputusan besar yang diambilnya, termasuk pemilihan calon istri, mungkin memiliki dimensi ilahi yang lebih dalam. Tuhan seringkali bekerja melalui apa yang terlihat biasa bagi kita, bahkan melalui keinginan dan pengamatan pribadi para hamba-Nya.

Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, namun juga tidak mengabaikan dorongan yang mungkin berasal dari sumber yang lebih tinggi. Bagaimana kita bisa membedakan antara keinginan semata dan panggilan ilahi? Salah satu caranya adalah dengan melihat apakah keputusan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip kebaikan, kesucian, dan tujuan hidup yang telah digariskan. Dalam kasus Simson, meskipun calon istrinya berasal dari bangsa yang asing, Tuhan memiliki rencana yang lebih besar.

Bagi kita yang hidup di zaman sekarang, nasihat ini tetap relevan. Dalam menentukan pasangan hidup, penting untuk mengamati tanda-tanda yang diberikan Tuhan. Tanda-tanda ini bisa datang dalam berbagai bentuk: melalui doa yang terjawab, firasat yang kuat, kesaksian dari orang-orang yang kita percayai, atau bahkan melalui kejadian-kejadian tak terduga yang membimbing kita ke arah yang benar. Jangan sampai kita terjebak dalam keinginan sesaat yang hanya berlandaskan pada pandangan duniawi semata.

Keputusan Simson, meskipun pada awalnya terlihat kontroversial, pada akhirnya membuka jalan bagi Tuhan untuk bekerja dan menggerakkan rencana-Nya. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan dapat menggunakan siapapun dan situasi apapun untuk mencapai kehendak-Nya. Maka dari itu, ketika tiba saatnya untuk mengambil keputusan penting terkait pernikahan, marilah kita belajar untuk lebih peka terhadap bisikan-Nya, menguji setiap dorongan dengan hikmat, dan memohon petunjuk-Nya agar pernikahan yang kita jalani kelak benar-benar sesuai dengan rancangan-Nya yang indah. Tanda-tanda itu ada, kita hanya perlu belajar untuk melihatnya.