Ayat penutup dari pasal 16 Kitab Hakim-hakim ini membawa kita pada akhir kisah salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah Israel kuno: Simson. Latar belakang cerita ini adalah perjuangan Israel melawan bangsa Filistin, sebuah periode penuh dengan penindasan dan pemberontakan yang berulang. Simson, yang dipilih oleh Tuhan sejak dalam kandungan, diberkahi dengan kekuatan luar biasa yang berasal dari nazirnya sebagai orang Nazir. Kekuatan ini menjadi senjata utama Israel dalam melawan para penindas mereka.
Namun, kekuatan Simson tidak hanya diuji oleh musuh-musuhnya di medan perang, tetapi juga oleh kelemahan pribadinya, terutama dalam hubungannya dengan wanita. Kisah cintanya yang tragis dengan Delila akhirnya membawa pada kejatuhannya. Delila, yang dibujuk oleh para pemimpin Filistin, berhasil menemukan rahasia kekuatan Simson: rambutnya yang tidak pernah dipotong. Setelah kekuatan Simson dikuasai dengan memotong rambutnya, ia ditangkap oleh bangsa Filistin, dibutakan matanya, dan dijadikan pekerja kasar di penjara Gaza.
Meskipun dalam kondisi yang paling hina, ayat Hakim-hakim 16:31 menunjukkan bahwa akhir hidup Simson bukanlah sekadar kekalahan. Peristiwa terakhirnya di kuil Dagon, di mana ia dengan segenap tenaga mendorong dua tiang utama sehingga seluruh bangunan runtuh, menewaskan ribuan orang Filistin, termasuk para pemimpin mereka, dan juga dirinya sendiri, adalah sebuah pengorbanan besar. Ini adalah momen di mana ia memulihkan kehormatan bangsa Israel dan menjadi martir dalam perjuangan kemerdekaan.
Meskipun ia tidak berhasil membawa kemerdekaan total bagi Israel seperti yang mungkin diharapkan dari seorang hakim pilihan Tuhan, pengorbanan terakhirnya memberikan pukulan telak bagi bangsa Filistin yang selama ini mendominasi. Kematiannya bukan hanya akhir dari hidupnya, tetapi juga menandai akhir dari satu periode penindasan yang berat. Penguburannya di antara Zora dan Esytaol, di dalam kuburan keluarganya, memberikan penutup yang khidmat pada kehidupannya yang penuh dengan kontradiksi—seorang pahlawan yang jatuh, namun di akhir hidupnya menemukan kembali tujuan sucinya.
Kisah Simson, yang diakhiri dengan ayat ini, mengajarkan kita banyak hal. Ia mengingatkan bahwa kekuatan luar biasa pun bisa lemah jika tidak disertai dengan integritas dan hikmat. Namun, ia juga menunjukkan bahwa Tuhan dapat menggunakan bahkan dalam keterbatasan dan kejatuhan manusia untuk mencapai tujuan-Nya. Pengorbanan terakhir Simson menegaskan tema bahwa iman yang sejati sering kali teruji dalam penderitaan dan bahkan dalam kematian. Kemenangan akhir Simson bukanlah kemenangan pribadi, melainkan kemenangan iman yang melampaui batas fisik dan kelemahan manusia, yang pada akhirnya memberikan dampak signifikan bagi umat Tuhan. Kisah ini terus menginspirasi dan mengingatkan kita tentang kuasa Tuhan yang bekerja melalui orang-orang yang dipilih-Nya, terlepas dari segala kekurangan mereka.
Pelajari lebih lanjut tentang Hakim-hakim.