Y7:14

Yohanes 7:14

Tetapi ketika pertengahan hari Paskah tiba, Yesus naik ke Bait Allah dan mulai mengajar.

Kejadian di Bait Allah Yerusalem pada pertengahan hari Paskah ini, seperti yang dicatat dalam Injil Yohanes pasal 7 ayat 14, adalah momen krusial yang menunjukkan otoritas dan misi ilahi Yesus Kristus. Perayaan Paskah adalah salah satu dari tiga ziarah utama yang wajib dihadiri oleh setiap orang Yahudi di Yerusalem. Paskah sendiri memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, sebuah peristiwa yang penuh makna kebebasan dan penebusan. Kehadiran Yesus di Bait Allah pada saat yang sangat penting ini bukanlah kebetulan, melainkan sebuah pernyataan yang disengaja.

Perikop ini memperkenalkan Yesus yang “naik ke Bait Allah dan mulai mengajar”. Frasa “naik ke Bait Allah” menggarisbawahi sifat ziarah ritual yang penting. Bait Allah adalah pusat kehidupan religius dan spiritual bangsa Israel, tempat pertemuan antara Allah dan umat-Nya. Di sinilah seharusnya Taurat diajarkan dan hukum Tuhan dipatuhi. Dengan masuk ke Bait Allah dan mulai mengajar, Yesus menempatkan diri-Nya di pusat perhatian spiritual umat-Nya. Ia tidak datang untuk merayakan Paskah sebagai umat biasa, tetapi sebagai pengajar yang memiliki sesuatu yang penting untuk disampaikan.

Otoritas Pengajaran yang Unik

Pengajaran Yesus di Bait Allah bukanlah pengajaran seorang rabi biasa. Para rabi pada umumnya mengajar berdasarkan tradisi dan tafsiran hukum Musa. Namun, Alkitab mencatat bahwa ajaran Yesus selalu membawa otoritas yang berbeda. Orang-orang terkejut dengan cara-Nya mengajar, karena Ia mengajar seolah-olah Ia memiliki kuasa sendiri, bukan sebagai juru bicara orang lain. Di tengah keramaian perayaan Paskah, di dalam kompleks Bait Allah yang sakral, Yesus mulai menyebarkan kebenaran ilahi. Pengajaran-Nya mencakup interpretasi ulang hukum, pemahaman mendalam tentang Kerajaan Allah, dan ajaran tentang identitas diri-Nya sendiri sebagai Sang Mesias.

Ayat ini menandai titik awal dari serangkaian ajaran Yesus yang akan memicu perdebatan dan kontroversi selama sisa perayaan Paskah. Orang-orang Yahudi yang mendengarkan-Nya terbagi dalam berbagai pendapat. Sebagian terpukau oleh hikmat dan karunia pengajaran-Nya, sementara yang lain menjadi curiga dan mulai merencanakan penolakan terhadap-Nya. Konteks Paskah, yang mengingatkan pada pembebasan dari penindasan, memberikan latar belakang simbolis yang kuat untuk pengajaran Yesus. Ia tidak hanya berbicara tentang pembebasan fisik, tetapi juga tentang pembebasan dari dosa dan kematian melalui iman kepada-Nya.

Ajaran yang Mengubah Kehidupan

Penting untuk dicatat bahwa ajaran Yesus tidak hanya bersifat teoritis. Ia seringkali menyertai pengajaran-Nya dengan tindakan yang memperkuat pesan-Nya, seperti penyembuhan dan mukjizat lainnya. Di Bait Allah, Ia menegaskan kembali kebenaran-kebenaran rohani yang fundamental, mengklarifikasi kesalahpahaman tentang Taurat, dan mengungkapkan kebenaran tentang diri-Nya yang seringkali disalahpahami oleh para pemimpin agama saat itu. Ajaran-Nya adalah panggilan untuk pertobatan, iman, dan penerimaan akan misi-Nya sebagai Juruselamat dunia.

Momen di Yohanes 7:14 ini mengingatkan kita bahwa iman Kristen berakar pada ajaran Yesus yang diajarkan di tempat yang paling sakral bagi umat Yahudi. Ini adalah bukti bahwa Yesus adalah seorang pengajar yang unik, yang kehadirannya di dunia membawa terang dan kebenaran yang mampu mengubah hidup setiap orang yang mau mendengarkan dan menerima-Nya. Pesan-Nya tentang kasih, pengampunan, dan kehidupan kekal tetap relevan hingga kini, mengajak kita untuk secara pribadi merespons ajaran-Nya.