"Berkatalah Gideon kepada mereka: "Perhatikanlah aku, dan lakukanlah seperti yang kulakukan; dan apabila aku datang ke ujung perkemahan itu, maka seperti yang kulakukan, demikianlah kamu melakukannya."
Kisah Gideon dalam Kitab Hakim-Hakim adalah salah satu narasi paling inspiratif tentang bagaimana keberanian dan iman dapat menghasilkan kemenangan luar biasa, bahkan ketika menghadapi rintangan yang tampaknya mustahil. Ayat 7:17 mencatat instruksi spesifik Gideon kepada pasukannya yang berjumlah kecil. Dalam konteks pertempuran melawan bangsa Midian yang jumlahnya jauh lebih besar, keputusan Gideon untuk mengurangi pasukannya dari puluhan ribu menjadi hanya tiga ratus orang merupakan tindakan yang diilhami ilahi dan menuntut kepercayaan total kepada Tuhan.
Perintah Gideon, "Perhatikanlah aku, dan lakukanlah seperti yang kulakukan; dan apabila aku datang ke ujung perkemahan itu, maka seperti yang kulakukan, demikianlah kamu melakukannya," adalah inti dari strategi kemenangan mereka. Ini bukan sekadar perintah taktis, tetapi sebuah manifesto iman. Gideon tidak mengandalkan kekuatan manusia, jumlah prajurit, atau persenjataan yang superior. Sebaliknya, ia memimpin dengan mencontohkan kepatuhan dan keberanian yang bersumber dari keyakinan pada janji dan penyertaan Tuhan.
Keberhasilan Gideon tidak datang dari kecerdikan militernya semata, melainkan dari penundukan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan. Ia menerima instruksi yang mungkin terdengar aneh dan tidak masuk akal bagi logika manusia: membawa obor yang tersembunyi di dalam buyung, dan kemudian, di tengah malam, memecahkan buyung itu, menyalakan obor, dan meniup sangkakala. Strategi ini dirancang untuk menciptakan kebingungan dan ketakutan di kalangan musuh yang tertidur lelap. Ketika tiga ratus prajurit Gideon melakukan persis seperti yang diperintahkan, kekacauan melanda perkemahan Midian.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa seringkali, Tuhan memilih untuk bekerja melalui cara-cara yang tidak konvensional untuk menunjukkan kuasa-Nya. Kemenangan Gideon adalah bukti nyata bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada jumlah atau kehebatan fisik, melainkan pada ketaatan yang teguh kepada Tuhan dan keberanian untuk bertindak sesuai dengan pimpinan-Nya. Ayat Hakim-Hakim 7:17 menjadi pengingat yang kuat bagi setiap orang yang menghadapi situasi sulit dalam hidup. Terlepas dari seberapa besar tantangan yang ada di depan, dengan iman yang teguh dan kesediaan untuk mengikuti arahan Tuhan, kemenangan dapat dicapai.
Penting untuk dicatat bahwa keberanian Gideon tidak diiringi dengan kesombongan. Ia bertindak sebagai pemimpin yang taat, yang mengajarkan pasukannya untuk tidak menaruh kepercayaan pada diri mereka sendiri, tetapi pada kekuatan Tuhan. Pengalaman ini membentuk Gideon menjadi seorang pemimpin yang dihormati dan menjadi bagian penting dari sejarah bangsa Israel. Dengan mengikuti instruksi sederhana namun berdampak, Gideon dan pasukannya membuktikan bahwa dengan Tuhan, bahkan yang terkecil pun dapat mengalahkan yang terbesar, dan kelemahan manusia dapat menjadi wadah bagi kuasa ilahi yang luar biasa.