"Demikianlah Gideon dan ketiga ratus orangnya itu sampai ke ujung perkemahan pada waktu pergantian pertahanan tengah malam, tepat sesudah penjagaan tengah malam, dan mereka meniup sangkakala dan memecahkan buyung-buyung yang dipegang di tangan mereka."
Kisah Gideon adalah salah satu narasi paling dramatis dalam Kitab Hakim-hakim, yang menyoroti bagaimana Tuhan dapat menggunakan individu yang paling tidak mungkin dan pasukan yang terkecil untuk mencapai kemenangan besar. Ayat 19 dari pasal 7 menceritakan momen krusial dalam pertempuran melawan bangsa Midian, sebuah kemenangan yang tidak dicapai melalui kekuatan manusia, tetapi melalui strategi ilahi dan keberanian yang didorong oleh iman.
Pada saat itu, bangsa Israel tengah ditindas dengan kejam oleh bangsa Midian, yang datang seperti belalang, merusak hasil panen dan menjarah kekayaan mereka. Ketakutan dan keputusasaan melanda seluruh negeri. Di tengah situasi yang mengerikan ini, Tuhan memanggil Gideon, seorang pemuda yang ragu-ragu dan merasa rendah diri, untuk menjadi penyelamat umat-Nya. Namun, sebelum pertempuran dimulai, Tuhan mengurangi jumlah pasukan Gideon secara drastis. Dari puluhan ribu orang, hanya tersisa 300 prajurit yang dipilih secara cermat.
Strategi yang diberikan Tuhan kepada Gideon sungguh tidak konvensional. Ke-300 orang ini dilengkapi dengan sangkakala dan buyung (wadah tanah liat) yang berisi obor di dalamnya. Mereka tidak membawa pedang atau tombak dalam jumlah besar. Tujuan dari taktik ini adalah untuk menciptakan ilusi bahwa pasukan Israel jauh lebih besar daripada yang sebenarnya, dengan mengejutkan dan membingungkan musuh di tengah kegelapan malam. Ayat 7:19 menggambarkan titik puncak persiapan ini. Ketika jam menunjukkan pergantian penjagaan di tengah malam, Gideon dan pasukannya bergerak.
Peristiwa yang terjadi selanjutnya sungguh menakjubkan. Dengan aba-aba, mereka meniup sangkakala sekeras-kerasnya, bersamaan dengan memecahkan buyung-buyung mereka. Cahaya obor yang tiba-tiba menyala di kegelapan, ditambah dengan suara sangkakala yang bergema, menciptakan kekacauan luar biasa di perkemahan Midian yang besar. Tentara Midian, yang terbangun secara tiba-tiba dan mengira telah diserang oleh pasukan yang jauh lebih besar, diliputi kepanikan. Dalam kebingungan itu, mereka saling menyerang, dan akhirnya melarikan diri.
Kisah ini mengajarkan banyak hal penting. Pertama, kemenangan bukanlah milik kekuatan atau kecerdasan manusia semata, melainkan milik Tuhan. Tuhan seringkali memilih untuk bekerja melalui cara-cara yang tampaknya tidak mungkin untuk menunjukkan kuasa-Nya. Kedua, keberanian dan ketaatan seringkali lebih penting daripada jumlah. Gideon dan pasukannya, meskipun sedikit, bertindak dengan penuh keyakinan pada perintah Tuhan, dan itulah yang membawa mereka pada kemenangan yang luar biasa. Hakim-hakim 7:19 bukan hanya sebuah catatan sejarah, tetapi juga sebuah pengingat abadi bahwa dengan Tuhan, segala sesuatu mungkin terjadi, bahkan ketika keadaan tampak paling suram.
Kemenangan ini bukan hanya membebaskan Israel dari penindasan Midian, tetapi juga menjadi titik balik penting dalam sejarah bangsa Israel, memperkuat kembali iman mereka kepada Tuhan.