Ayat Ibrani 4:3 memegang kunci penting bagi pemahaman kita tentang iman Kristen dan apa artinya mengalami ketenangan yang sejati. Penulis Surat Ibrani menekankan bahwa bagi orang-orang yang telah percaya, ada sebuah "istirahat" yang dijanjikan. Ini bukanlah sekadar istirahat fisik setelah bekerja keras, melainkan sebuah keadaan spiritual mendalam yang hanya bisa ditemukan di dalam hubungan dengan Tuhan melalui Yesus Kristus.
Konteks ayat ini merujuk pada janji Tuhan kepada umat-Nya untuk masuk ke dalam tanah perjanjian, sebuah tempat peristirahatan dari segala kesukaran. Namun, janji ini melampaui makna geografis. Penulis Surat Ibrani memperluas konsep ini menjadi sebuah realitas rohani yang dapat diakses oleh semua orang yang beriman. "Istirahat" ini adalah keadaan damai sejahtera, kelegaan dari beban dosa dan kecemasan, serta kepastian akan penyertaan Tuhan.
Pernyataan "Terkutuklah orang yang tidak taat dalam murka-Ku" berfungsi sebagai peringatan yang tegas. Ketaatan adalah prasyarat untuk mengalami istirahat ini. Ketidaktaatan, yang seringkali berakar pada keraguan dan ketidakpercayaan, justru membawa pada murka ilahi dan keterpisahan dari sumber kedamaian sejati. Ini menegaskan bahwa iman bukanlah sekadar keyakinan pasif, melainkan sebuah respons aktif yang termanifestasi dalam ketaatan terhadap firman Tuhan.
Bagi kita di zaman modern, ayat ini tetap relevan. Dunia seringkali menawarkan janji-janji kedamaian palsu yang bersifat sementara dan dangkal. Ketenangan sejati yang ditawarkan Kristus jauh melampaui pencapaian duniawi. Itu adalah sebuah karunia yang diberikan kepada mereka yang percaya, yang menyerahkan hidup mereka kepada-Nya dan berkomitmen untuk hidup dalam ketaatan kepada kehendak-Nya. Dalam Kristus, kita menemukan istirahat dari kepenatan rohani, istirahat dari perasaan bersalah, dan istirahat dari ketakutan akan masa depan.
Memasuki istirahat ini membutuhkan penyerahan diri sepenuhnya. Ini berarti mempercayai janji-janji Tuhan, bahkan ketika keadaan tampak sulit. Ini berarti mendengarkan suara-Nya melalui Kitab Suci dan membiarkan tuntunan Roh Kudus menuntun langkah kita. Ketaatan yang tuluslah yang membuka pintu gerbang menuju ketenangan ilahi. Ketika kita memilih untuk menaati-Nya, kita sedang memilih untuk masuk ke dalam perhentian yang Ia sediakan, sebuah tempat di mana damai sejahtera yang tak terduga akan bersemayam dalam hati kita. Ibrani 4:3 mengingatkan kita bahwa istirahat ini bukanlah sesuatu yang kita peroleh dengan kekuatan sendiri, melainkan sebuah anugerah yang dianugerahkan kepada mereka yang memiliki iman yang taat.