Hikmat Menuju Kematangan Rohani
Ayat Ibrani 6:3 memberikan penekanan yang kuat pada sebuah gerakan maju, sebuah kemajuan yang disengaja dalam pemahaman dan praktik iman Kristen. Frasa "Dan inilah yang akan kita lakukan, jika diizinkan Allah" menyiratkan sebuah tekad yang didasari oleh kerelaan untuk mengikuti kehendak ilahi. Ini bukanlah sebuah dorongan untuk bertindak gegabah, melainkan sebuah komitmen untuk bergerak menuju kedewasaan rohani dengan bergantung pada anugerah dan pimpinan Tuhan.
Dalam konteks Kitab Ibrani, penulis sedang membahas pentingnya meninggalkan ajaran-ajaran dasar mengenai Kristus dan bergerak menuju kesempurnaan atau kematangan. Ayat ini muncul setelah pembacaan tentang fondasi iman yang teguh, seperti pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang mati, iman kepada Allah, ajaran-ajaran tentang baptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang mati, dan penghakiman kekal. Semuanya ini adalah elemen penting, namun tidak boleh menjadi titik akhir perjalanan iman seseorang.
Kematangan rohani yang dimaksud di sini bukanlah pencapaian semata, melainkan sebuah proses berkelanjutan. Ini melibatkan pendalaman pemahaman akan kebenaran ilahi, penerapan prinsip-prinsip Alkitab dalam kehidupan sehari-hari, dan bertumbuh dalam karakter Kristus. Pengakuan bahwa semua ini "jika diizinkan Allah" menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran bahwa tanpa kuasa dan kehendak-Nya, upaya manusia akan sia-sia. Hal ini mengingatkan kita bahwa pertumbuhan rohani adalah sebuah kerja sama antara anugerah Allah dan respons aktif manusia.
Bergerak maju menuju kematangan berarti tidak terpaku pada hal-hal fundamental saja. Sementara fondasi iman itu penting, Injil mengajarkan kita untuk terus membangun di atasnya. Ini bisa berarti mempelajari Alkitab lebih dalam, mencari pemahaman yang lebih kaya tentang karakter Allah, melatih diri dalam ketaatan, dan melayani sesama dengan kasih. Ayat 6:3 ini menjadi seruan untuk tidak stagnan, melainkan untuk terus berusaha menjadi lebih seperti Kristus dalam segala aspek kehidupan.
Implikasi praktis dari ayat ini sangat luas. Bagi individu, ini berarti secara proaktif mencari cara untuk bertumbuh dalam hubungan pribadi dengan Tuhan. Bagi komunitas gereja, ini mendorong ajaran yang lebih mendalam dan menantang, serta pelayanan yang melampaui kebutuhan dasar. Kematangan rohani juga sering kali tercermin dalam ketahanan menghadapi pencobaan, kemampuan untuk membedakan ajaran yang benar, dan ekspresi kasih yang matang kepada orang lain. Dengan memegang teguh prinsip ini dan berserah pada pimpinan Allah, kita dapat memastikan bahwa perjalanan iman kita adalah perjalanan yang dinamis menuju tujuan kekal.