Imamat 1:15 - Persembahan yang Diterima

"Dan imam harus mempersembahkan dari burung-burung itu seekor burung gereja atau seekor merpati muda, sebagai korban bakaran untuk TUHAN. Ia harus memeras lehernya dan memisahkannya, tetapi jangan memisahkannya menjadi dua bagian."

Kitab Imamat, sebuah kitab dalam Perjanjian Lama, memberikan panduan terperinci mengenai ibadah dan hukum-hukum yang diberikan kepada bangsa Israel oleh Tuhan. Di dalamnya, kita menemukan berbagai jenis persembahan yang harus dipersembahkan oleh umat Tuhan kepada-Nya. Ayat Imamat 1:15 secara spesifik membahas tentang salah satu jenis persembahan korban, yaitu persembahan dari burung. Perintah ini, meskipun terdengar sederhana, menyimpan makna teologis yang mendalam tentang bagaimana umat harus mendekati Tuhan.

Persembahan burung ini adalah salah satu bentuk korban bakaran, yang berarti seluruhnya dibakar di atas mezbah sebagai bau yang menyenangkan bagi Tuhan. Ini menekankan penyerahan diri total kepada Tuhan. Pilihan hewan yang lebih kecil seperti burung gereja atau merpati muda menunjukkan bahwa tidak semua persembahan harus berupa ternak yang besar dan mahal. Tuhan melihat ketulusan hati dan ketaatan, bukan hanya nilai materi dari persembahan itu sendiri. Bahkan yang paling sederhana pun, jika dipersembahkan dengan benar dan hati yang tulus, berkenan di hadapan-Nya.

Instruksi untuk "memeras lehernya dan memisahkannya, tetapi jangan memisahkannya menjadi dua bagian" memberikan detail penting. Tindakan memeras leher mengindikasikan cara penyembelihan yang efisien dan juga mungkin melambangkan pengorbanan hidup. Larangan untuk memisahkannya menjadi dua bagian menunjukkan keutuhan persembahan. Ini bukan tentang membagi apa yang dipersembahkan, tetapi menyerahkannya secara keseluruhan. Ini mengajarkan kita bahwa hubungan kita dengan Tuhan haruslah utuh, tanpa terbagi oleh hal-hal lain. Ketaatan terhadap detail-detail kecil dalam perintah Tuhan sangat penting, karena mencerminkan sikap hati yang penuh hormat dan penyerahan diri.

Dalam konteks yang lebih luas, persembahan ini dapat dilihat sebagai gambaran awal dari pengorbanan yang lebih besar di masa depan. Persembahan hewan, termasuk burung, dalam Perjanjian Lama adalah simbol sementara yang menunjuk kepada pengorbanan sempurna Yesus Kristus. Yesus, Anak Domba Allah, mempersembahkan diri-Nya sekali untuk selamanya, memberikan penebusan dosa yang lengkap dan utuh bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana persembahan burung harus dipersembahkan secara utuh, demikian pula pengorbanan Kristus adalah total dan menyeluruh, menawarkan keselamatan kepada siapa pun yang percaya.

Hari ini, kita tidak lagi mempersembahkan korban hewan secara harfiah. Namun, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Imamat 1:15 tetap relevan. Kita dipanggil untuk mempersembahkan diri kita sendiri sebagai "persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah" (Roma 12:1). Ini berarti menyerahkan seluruh hidup kita—pikiran, perkataan, perbuatan, dan keinginan—kepada Tuhan dengan ketulusan dan ketaatan. Seperti persembahan burung yang utuh, hidup kita haruslah utuh dipersembahkan kepada-Nya, tanpa terbagi atau dikompromikan oleh dosa atau keinginan duniawi. Memahami Imamat 1:15 mengingatkan kita akan pentingnya sikap hati yang benar, ketulusan, ketaatan, dan penyerahan diri yang utuh dalam ibadah kita kepada Tuhan yang Mahakudus.

Simbol kesederhanaan dan keutuhan persembahan