Ayat Imamat 16:22 menggambarkan sebuah ritual penting dalam tradisi Israel kuno, yaitu Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur). Ritual ini memiliki makna teologis yang sangat mendalam mengenai pengampunan dosa dan pemulihan hubungan antara Allah dan umat-Nya. Penggambaran kambing yang memikul kesalahan ke tanah terpencil adalah metafora yang kuat tentang bagaimana dosa-dosa umat dibuang jauh, seolah-olah tidak pernah ada.
Pada Hari Raya Pendamaian, imam besar diperintahkan untuk mengambil dua ekor kambing jantan. Satu ekor dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa bagi Allah, sementara kambing yang kedua, yang dikenal sebagai kambing penebusan (atau kambing Azazel), memiliki peran yang unik. Imam besar akan meletakkan kedua tangannya di atas kepala kambing ini dan mengakui semua kesalahan, pelanggaran, dan dosa bangsa Israel di atasnya. Tindakan ini secara simbolis mentransfer semua ketidaktaatan dan kenajisan umat kepada kambing tersebut.
Setelah pengakuan dosa dilakukan, kambing penebusan ini tidak dibawa ke mezbah. Sebaliknya, kambing tersebut dilepaskan ke padang gurun, dibawa oleh seorang pria yang telah ditunjuk. Perjalanan kambing ini ke tempat yang terpencil, jauh dari perkampungan umat, melambangkan bahwa dosa-dosa mereka telah diusir dan tidak lagi berada di tengah-tengah mereka. Ini adalah gambaran tentang pembersihan total dan pemulihan kesucian. Kambing tersebut menjadi pembawa dosa, yang secara harfiah membawa beban kesalahan umat menjauh dari hadirat Allah.
Makna dari ritual ini jauh melampaui sekadar upacara keagamaan. Ini adalah janji ilahi tentang pengampunan yang menyeluruh dan pembersihan dari dosa. Bagi umat Israel, ini memberikan harapan dan kepastian bahwa mereka dapat mendekat kepada Allah dengan hati yang bersih setelah melalui proses penebusan ini. Kambing penebusan menjadi pengingat bahwa dosa membawa konsekuensi, tetapi juga bahwa ada cara untuk membuang dosa tersebut agar umat dapat hidup dalam persekutuan yang diperbarui dengan Pencipta mereka.
Dalam konteks Kristen, kambing penebusan ini seringkali dilihat sebagai bayangan dari penebusan yang lebih besar yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Yesus, Anak Domba Allah, mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa seluruh dunia. Seperti kambing penebusan yang memikul dosa bangsa Israel ke padang gurun, Yesus membawa beban dosa manusia dan menaklukkannya melalui kematian-Nya di kayu salib. Melalui iman kepada-Nya, dosa-dosa kita diampuni dan kita dibebaskan dari kuasa dosa, sehingga kita dapat memiliki hubungan yang kekal dengan Allah.
Memahami Imamat 16:22 mengingatkan kita akan keseriusan dosa, tetapi yang lebih penting, akan kasih karunia Allah yang menyediakan jalan keluar. Pengampunan yang ditawarkan melalui ritual ini, dan yang disempurnakan dalam Kristus, adalah anugerah yang luar biasa yang memungkinkan kita untuk hidup dalam kedamaian dan sukacita yang berasal dari hubungan yang dipulihkan dengan Tuhan.