Imamat 20:2

"Katakanlah kepada orang Israel: Siapa pun di antara orang Israel atau di antara orang asing yang tinggal di Israel, yang memberikan sebagian dari keturunannya kepada Molokh, haruslah dihukum mati. Orang-orang kota harus melontari dia dengan batu."

Memahami Larangan Terhadap Penyembahan Molokh

Simbol kekudusan dan perintah ilahi

Ayat Imamat 20:2 merupakan bagian dari serangkaian hukum yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa. Perintah ini secara tegas melarang penyembahan berhala, khususnya praktik memberikan anak-anak kepada dewa Molokh. Molokh adalah dewa bangsa Kanaan yang praktik penyembahannya melibatkan pengorbanan anak-anak melalui api, sebuah tindakan yang sangat mengerikan dan bertentangan dengan prinsip kasih dan kekudusan Tuhan.

Perintah ini menekankan pentingnya kekudusan umat Tuhan dan bagaimana mereka harus memisahkan diri dari praktik-praktik kafir yang merusak. Israel dipanggil untuk menjadi umat yang kudus, berbeda dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Ketaatan terhadap hukum-hukum Tuhan, termasuk larangan penyembahan berhala, adalah kunci untuk menjaga hubungan yang benar dengan Tuhan dan untuk mengalami berkat-Nya.

Ayat ini tidak hanya ditujukan kepada orang Israel asli, tetapi juga kepada orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka. Ini menunjukkan bahwa standar kekudusan Tuhan berlaku untuk semua orang yang hidup di dalam perjanjian-Nya. Tidak ada toleransi terhadap praktik yang merendahkan nilai kehidupan manusia dan menghujat Tuhan.

Konsekuensi bagi mereka yang melanggar perintah ini sangat berat: hukuman mati. Ini mencerminkan keseriusan dosa di mata Tuhan dan perlunya menjaga kemurnian umat-Nya dari pengaruh yang membinasakan. Hukuman mati yang dijatuhkan melalui lontaran batu oleh seluruh komunitas menunjukkan pengakuan kolektif akan kesalahan tersebut dan upaya untuk membersihkan seluruh umat dari kejahatan tersebut.

Dalam konteks yang lebih luas, Imamat 20:2 mengajarkan kita tentang komitmen Tuhan terhadap kekudusan dan kehidupan. Ia menunjukkan bahwa Tuhan sangat peduli terhadap bagaimana umat-Nya mempraktikkan iman mereka dan bagaimana mereka menghargai kehidupan yang telah Ia berikan. Bagi orang percaya masa kini, ayat ini tetap relevan sebagai pengingat untuk menjauhi segala bentuk penyembahan berhala modern—baik itu obsesi pada materi, kekuasaan, atau kesenangan duniawi—yang dapat mengalihkan hati dan hidup kita dari Tuhan.

Memahami Imamat 20:2 juga berarti merenungkan betapa berharganya setiap kehidupan manusia di mata Tuhan. Praktik pengorbanan anak, sebagaimana disebutkan dalam ayat ini, adalah penolakan total terhadap nilai kehidupan. Tuhan telah memberikan instruksi yang jelas untuk menjaga umat-Nya tetap kudus dan terpisah dari praktik-praktik yang menodai ciptaan-Nya.