Imamat 21:1 - Aturan untuk Imam Kudus

TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Itulah peraturan mengenai orang yang mengurapi mereka, mengenai korban bakaran untuk kebaktian kudus, mengenai roti sajian, mengenai korban penebus dosa dan korban penghapus kesalahan yang kudus-kudus, yang harus dipersembahkan kepada TUHAN pada hari raya, dan mengenai korban pendamaian yang mereka persembahkan kepada TUHAN karena keluarga mereka.

Ayat pertama dari pasal ke-21 Kitab Imamat membuka sebuah jendela penting ke dalam kehidupan dan tanggung jawab para imam pada masa Perjanjian Lama. Perintah ini tidak datang begitu saja, melainkan merupakan kelanjutan dari serangkaian aturan yang lebih luas yang ditetapkan Tuhan untuk mengatur ibadah dan kehidupan umat Israel. Fokus pada ayat ini adalah penetapan kekudusan yang tinggi bagi para imam, baik Harun maupun keturunannya yang ditahbiskan untuk melayani di Kemah Suci.

Perintah ini menekankan dua aspek utama: pertama, 'aturan mengenai orang yang mengurapi mereka'. Ini merujuk pada proses penahbisan para imam, yang melibatkan pengurapan dengan minyak kudus. Pengurapan ini bukan sekadar ritual, melainkan penandaan khusus yang membedakan mereka dari umat biasa dan menguduskan mereka untuk pekerjaan Tuhan. Ini menyiratkan bahwa posisi imam bukanlah jabatan biasa, tetapi panggilan ilahi yang memerlukan kesiapan spiritual dan moral yang luar biasa.

Kedua, ayat ini merinci berbagai jenis persembahan korban yang menjadi bagian dari tugas imam: 'korban bakaran untuk kebaktian kudus', 'roti sajian', 'korban penebus dosa dan korban penghapus kesalahan yang kudus-kudus', serta 'korban pendamaian karena keluarga mereka'. Setiap jenis korban ini memiliki makna teologis yang mendalam. Korban bakaran menunjukkan penyerahan diri total kepada Tuhan. Roti sajian mencerminkan pemeliharaan dan hubungan yang intim dengan Tuhan. Korban penebus dosa dan penghapus kesalahan adalah pengingat konstan akan kebutuhan akan pengampunan dan pemulihan hubungan akibat dosa, baik dosa yang disengaja maupun tidak. Terakhir, korban pendamaian untuk keluarga menunjukkan bahwa bahkan para pelayan Tuhan pun memiliki kebutuhan akan penebusan dan rekonsiliasi.

Simbol Kekudusan

Tugas yang diemban oleh para imam ini menuntut standar moral dan spiritual yang tinggi. Mereka harus hidup dalam kekudusan agar dapat mewakili umat di hadapan Tuhan dan menguduskan diri mereka sendiri. Kegagalan dalam menjalankan tugas ini, atau melanggar aturan yang telah ditetapkan, akan membawa konsekuensi serius. Ayat-ayat selanjutnya dalam Imamat 21 akan menguraikan lebih detail mengenai hal-hal yang membuat seorang imam tidak layak melayani, menekankan betapa pentingnya kemurnian dan kekudusan dalam pelayanan ilahi.

Bagi umat percaya masa kini, pelajaran dari Imamat 21:1 tetap relevan. Meskipun kita tidak lagi memiliki sistem imamat seperti di Perjanjian Lama, Alkitab menyatakan bahwa kita, sebagai orang percaya, adalah "imam-imam yang rajani" (1 Petrus 2:9). Ini berarti kita dipanggil untuk hidup kudus, mendekat kepada Tuhan, dan melayani Dia serta sesama dengan mempersembahkan "segala usaha kita yang baik" sebagai korban yang berkenan di hadapan-Nya. Kekudusan dan dedikasi yang dituntut dari para imam kuno menjadi teladan bagi panggilan kita untuk hidup terpisah dari dosa dan dikhususkan bagi kemuliaan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita.