Imamat 22:17 - Persembahan yang Diterima Tuhan

"Perintahlah kepada Harun dan anak-anaknya, dan kepada semua orang Israel, dan katakan kepada mereka: Setiap orang dari keluarga Israel, atau dari orang asing di antara mereka, yang mempersembahkan korban bakaran atau persembahan lain kepada TUHAN, haruslah ia mempersembahkannya demikian rupa, supaya ia berkenan. Janganlah kamu makan dagingnya; ia haruslah tidak bercela di hadapan TUHAN."

Persembahan yang Sempurna & Tanpa Cacat
Ilustrasi simbolis dari keteraturan dan kesempurnaan persembahan.

Makna Persembahan yang Tak Bercela

Imamat 22:17 adalah salah satu ayat penting dalam Kitab Imamat yang menggarisbawahi keseriusan dan kekudusan dalam beribadah kepada Tuhan. Ayat ini bukan sekadar aturan ritual semata, melainkan sebuah prinsip mendasar yang mencerminkan sifat Tuhan yang kudus dan tuntutan-Nya terhadap umat-Nya. Perintah untuk mempersembahkan korban yang "tidak bercela" atau "tanpa cacat" menunjukkan bahwa Tuhan menginginkan yang terbaik dari umat-Nya.

Dalam konteks Perjanjian Lama, persembahan hewan yang cacat atau sakit tidak hanya menunjukkan ketidakpedulian, tetapi juga kurangnya rasa hormat dan pemahaman akan kekudusan Tuhan. Cacat pada hewan bisa berupa luka, pincang, kebutaan, atau penyakit lainnya. Mempersembahkan hewan seperti itu kepada Tuhan dianggap sebagai penghinaan, seolah-olah memberikan sisa yang tidak berharga. Tuhan menuntut korban yang sempurna karena Dia sendiri adalah sempurna, dan sebagai pengingat bahwa penebusan dosa membutuhkan sesuatu yang tak ternilai dan tanpa noda.

Prinsip ini juga berlaku dalam kehidupan rohani kita. Kita dipanggil untuk mempersembahkan diri kita sebagai "persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah" (Roma 12:1). Ini berarti kita harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, tanpa menyimpan bagian-bagian yang "cacat" atau yang tidak ingin kita serahkan. Bagian yang cacat ini bisa berupa dosa yang terus menerus dilakukan, keengganan untuk mengampuni, atau egoisme yang masih menguasai.

Implikasi Perintah Ini

Ayat Imamat 22:17 juga menyiratkan pentingnya ketekunan dan kesungguhan dalam beribadah. Memilih hewan yang tepat membutuhkan usaha, pengawasan, dan kepedulian. Demikian pula, dalam kehidupan iman, kita perlu terus menerus memeriksa diri sendiri, berusaha hidup dalam kebenaran, dan menyingkirkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Lebih jauh lagi, perintah ini menunjukkan bahwa kualitas dari apa yang kita berikan kepada Tuhan adalah cerminan dari kualitas hubungan kita dengan-Nya. Ketika kita memberikan yang terbaik, kita menunjukkan penghargaan yang mendalam atas kasih dan anugerah-Nya. Sebaliknya, jika kita hanya memberikan apa yang tersisa atau yang tidak berarti, itu menunjukkan hubungan yang dangkal dan kurang menghargai.

Persembahan yang tak bercela juga mengingatkan kita pada kedatangan Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang sempurna, yang menjadi kurban penebusan terakhir dan sempurna bagi dosa-dosa dunia (Ibrani 9:14). Kehidupan-Nya yang tanpa dosa dan kematian-Nya yang rela menjadi jaminan keselamatan bagi kita. Oleh karena itu, ketika kita merenungkan Imamat 22:17, kita diingatkan akan pengorbanan Kristus yang sempurna dan panggilan kita untuk hidup kudus sebagai respons atas kasih karunia-Nya. Ini adalah panggilan untuk memberikan yang terbaik dari diri kita, hati yang tulus, pikiran yang terarah kepada-Nya, dan tindakan yang berkenan di hadapan-Nya.