Imamat 25:21

"Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu pada tahun yang keenam, supaya tahun itu menghasilkan cukup makanan untuk tiga tahun."

Ayat dari Kitab Imamat pasal 25, ayat 21 ini adalah sebuah janji ilahi yang begitu kuat dan mendalam. Dalam konteks hukum Taurat yang diberikan kepada bangsa Israel, ayat ini berbicara tentang perintah untuk mengistirahatkan tanah pada tahun ketujuh, sebuah tahun Sabat untuk tanah. Namun, sebelum perintah itu muncul, Allah memberikan jaminan berkat yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa ketaatan kepada firman Tuhan tidak pernah datang dengan kerugian, melainkan selalu mendahului, menyertai, dan mengikuti dengan kelimpahan.

Inti dari Imamat 25:21 adalah sebuah janji keselamatan dan pemeliharaan. Tuhan secara langsung berfirman, "Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu pada tahun yang keenam". Kata "memerintahkan" di sini bukan sekadar memberikan, melainkan mengutus, menugaskan, atau mengatur agar berkat itu datang. Ini adalah tindakan aktif dari pihak Tuhan untuk memastikan bahwa umat-Nya akan menerima konsekuensi positif dari ketaatan mereka. Berkat ini bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan sebuah perintah ilahi yang dipastikan akan terjadi.

Dampak dari perintah berkat ini sangat signifikan. "Supaya tahun itu menghasilkan cukup makanan untuk tiga tahun." Bayangkan betapa luar biasanya janji ini. Israel dihadapkan pada sebuah periode di mana mereka harus menghentikan aktivitas pertanian selama satu tahun penuh. Secara logika manusia, ini pasti akan menimbulkan kekhawatiran besar tentang persediaan makanan. Namun, Tuhan menyingkirkan kekhawatiran itu dengan jaminan yang melampaui pemahaman akal sehat. Tanah pada tahun keenam akan memberikan hasil panen yang berlipat ganda, cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tiga tahun – tahun keenam, tahun ketujuh (tahun Sabat), dan tahun kedelapan (tahun persiapan untuk panen berikutnya).

Pelajaran yang dapat kita petik dari Imamat 25:21 sangat relevan bagi kehidupan kita di masa kini. Ketika kita memprioritaskan ketaatan kepada Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita, entah itu dalam hal waktu, tenaga, keuangan, atau bahkan dalam mengistirahatkan diri kita sendiri seperti yang diajarkan oleh prinsip Sabat, Tuhan berjanji akan menjamin kebutuhan kita. Berkat-Nya akan datang dalam cara yang mungkin tidak kita duga, melampaui apa yang kita pikirkan atau rencanakan sendiri. Ketaatan bukanlah sebuah pengorbanan tanpa hasil, melainkan sebuah investasi yang dijaga oleh Tuhan sendiri.

Lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan fisik, janji ini juga mengajarkan tentang pentingnya iman dan kepercayaan kepada pemeliharaan ilahi. Di tengah ketidakpastian dunia, kita dapat bersandar pada firman Tuhan yang tidak pernah gagal. Ketika kita melakukan bagian kita dalam ketaatan, kita membuka diri untuk menerima berkat yang Tuhan telah aturkan. Jangan biarkan ketakutan akan kekurangan menghalangi kita untuk menaati perintah-Nya. Sebaliknya, percayalah bahwa Dia yang memerintahkan berkat-Nya pasti akan menyediakan segalanya, bahkan lebih dari yang kita butuhkan.

Firman Tuhan dalam Imamat 25:21 adalah pengingat abadi bahwa kesetiaan kepada Tuhan akan selalu dibalas dengan kelimpahan. Dia adalah sumber segala berkat, dan ketika kita menempatkan ketaatan sebagai prioritas, kita mengundang kehadiran dan campur tangan-Nya yang penuh kuasa dalam hidup kita.

Simbol menunjukkan janji perlindungan dan penyediaan dari Tuhan.