Imamat 27:8

"Tetapi jika ia terlalu miskin untuk membayar harga itu, maka ia harus dipersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan bagi dirinya; agar ia bebas; satu tebusan dari laki-laki, dua tebusan dari perempuan, sesuai dengan kemampuan membayar persembahan itu."

Bantuan Disubsidi
Simbol kasih dan bantuan yang ditawarkan.

Ayat Imamat 27:8 ini merupakan bagian dari hukum Taurat yang diberikan kepada bangsa Israel kuno, yang mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk persembahan dan sumpah kepada TUHAN. Fokus utama dari ayat ini adalah ketentuan mengenai orang yang bernazar atau mempersembahkan sesuatu kepada TUHAN, namun dalam kondisi kemiskinan. Perlu dipahami bahwa dalam konteks ini, "mempersembahkan" merujuk pada penyerahan diri atau nilai seseorang kepada TUHAN, yang kemudian dapat ditebus kembali.

Ketika seseorang bernazar atau berjanji untuk mempersembahkan dirinya, atau orang lain dalam tanggungannya, kepada TUHAN, ada nilai tertentu yang ditetapkan. Nilai ini bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi individu. Namun, ayat ini secara khusus memberikan keringanan bagi mereka yang tidak mampu memenuhi nilai tebusan yang ditetapkan karena keterbatasan ekonomi. Ini menunjukkan keadilan dan kasih TUHAN yang mendalam, yang tidak menuntut sesuatu yang melebihi kemampuan seseorang.

Dalam situasi seperti ini, TUHAN menetapkan sebuah solusi yang penuh belas kasihan: orang tersebut "harus dipersembahkan kepada TUHAN sebagai tebusan bagi dirinya; agar ia bebas". Ini berarti bahwa alih-alih hanya menjadi objek persembahan yang tidak dapat ditebus, orang tersebut diakui sebagai milik TUHAN, namun dengan cara yang memungkinkan pembebasan. Harga tebusan diubah menjadi sesuatu yang dapat dicapai, bahkan bagi yang paling miskin sekalipun. Ayat tersebut lebih lanjut merinci bahwa "satu tebusan dari laki-laki, dua tebusan dari perempuan, sesuai dengan kemampuan membayar persembahan itu." Perbedaan tarif ini mencerminkan norma-norma sosial dan ekonomi pada masa itu, namun intinya adalah tetap adanya kemampuan untuk menebus.

Keluaran dari Imamat 27:8 ini sangat penting. Ia mengajarkan kita tentang keadilan ilahi dan kemurahan hati TUHAN. Kasih-Nya tidak hanya berlaku bagi mereka yang kaya dan mampu, tetapi secara khusus juga memperhatikan mereka yang berada dalam kesulitan dan keterbatasan. Ini adalah pengingat bahwa TUHAN adalah Allah yang melihat, memahami, dan menyediakan jalan keluar bahkan dalam kondisi yang paling menantang sekalipun. Ajaran ini mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang terus bergema dalam kasih dan pengampunan yang ditawarkan melalui Yesus Kristus, yang menebus kita dari dosa, yang seringkali merupakan bentuk kemiskinan rohani terbesar. Prinsip keringanan dan kasih ini menginspirasi cara kita berinteraksi dengan orang lain yang membutuhkan, mendorong kita untuk bersikap welas asih dan mencari solusi yang dapat dijangkau.