Imamat 7:35

"Itulah yang ditetapkan bagi Harun dan bagi anak-anaknya, pada hari Harun diserahkan menjadi imam TUHAN."

Ilustrasi altar persembahan dengan asap naik

Ayat Imamat 7:35 menjadi penutup dari serangkaian instruksi ilahi yang diberikan kepada Musa mengenai berbagai jenis persembahan korban yang harus dipersembahkan oleh bangsa Israel kepada TUHAN. Ayat ini secara spesifik menegaskan bahwa seluruh persembahan ini, yang telah dijelaskan secara rinci dalam pasal-pasal sebelumnya, merupakan bagian dari penetapan dan ketetapan ilahi untuk Harun dan keturunannya sebagai imam. Penekanan pada "hari Harun diserahkan menjadi imam TUHAN" menunjukkan momen krusial dalam sejarah bangsa Israel, yaitu ketika jabatan keimamatan secara resmi didirikan dan dikuduskan. Ini bukan sekadar peraturan administratif, melainkan fondasi dari hubungan antara Allah dan umat-Nya yang dimediasi oleh para imam.

Persembahan korban dalam Perjanjian Lama memiliki makna yang sangat dalam. Mereka berfungsi sebagai sarana pengampunan dosa, ungkapan syukur, permohonan, dan cara umat Israel untuk mendekat kepada Allah yang kudus. Setiap jenis persembahan, mulai dari korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, hingga korban penebus dosa, memiliki tujuan dan makna simbolisnya masing-masing. Imamat 7:35 menggarisbawahi bahwa semua sistem persembahan ini adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri, bukan ciptaan manusia. Ketetapan ilahi ini memastikan bahwa persembahan yang dipersembahkan sesuai dengan kehendak Allah dan diterima oleh-Nya.

Peran Harun dan anak-anaknya sebagai imam sangat sentral. Mereka adalah perantara antara Allah dan umat-Nya. Tugas mereka bukan hanya melaksanakan ritual persembahan, tetapi juga mengajarkan hukum Taurat Allah kepada bangsa Israel dan memelihara kekudusan mereka. Penetapan persembahan ini secara khusus untuk mereka menunjukkan tanggung jawab besar yang dipikul oleh para imam. Mereka harus memahami secara mendalam setiap aspek dari persembahan yang diperintahkan, mulai dari jenis hewan, takaran bahan, hingga cara pelaksanaannya. Keberhasilan dan kesetiaan mereka dalam melaksanakan tugas ini akan berdampak langsung pada hubungan umat Israel dengan Allah.

Dari sudut pandang teologis, Imamat 7:35 dan keseluruhan pasal Imamat ini memberikan gambaran awal tentang pentingnya pengorbanan dalam penebusan dosa. Meskipun persembahan korban dalam Perjanjian Lama bersifat sementara dan berulang, mereka menunjuk pada satu Pengorbanan yang sempurna dan final yang akan datang, yaitu pengorbanan Yesus Kristus. Seperti para imam di bawah Perjanjian Lama yang melayani di hadapan Allah dengan persembahan, Yesus Kristus menjadi Imam Besar Agung yang mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna bagi dosa-dosa seluruh dunia (Ibrani 9:11-14). Ketetapan ilahi yang tercantum dalam Imamat ini memperkuat pemahaman kita tentang rencana penebusan Allah yang kekal.

Memahami Imamat 7:35 memberikan apresiasi yang lebih besar terhadap kekudusan Allah, pentingnya ketaatan, dan peran perantaraan yang esensial dalam hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap aspek dari penyembahan dan pendekatan kita kepada Allah haruslah sesuai dengan standar dan ketetapan-Nya, seperti yang telah diwahyukan melalui firman-Nya.