"Kemudian ia membawanya maju, hewan kurban persembahan umat itu, dan mengambil bagian dari korban penghapus dosa itu untuk umat itu, dan mengolahnya di atas mezbah."
Ayat Imamat 9:15 berbicara tentang ritual penting dalam ibadah Israel kuno, khususnya mengenai persembahan yang dilakukan oleh Harun dan keturunannya bagi umat. Dalam konteks perayaan besar dan penetapan imamat, ayat ini menyoroti bagaimana hewan kurban dibawa maju, dan secara spesifik, bagian dari korban penghapus dosa diambil untuk umat, lalu diolah di atas mezbah. Tindakan ini bukan sekadar formalitas, melainkan inti dari pemulihan hubungan antara umat dengan Allah.
Korban penghapus dosa memiliki makna mendalam. Ia adalah simbol pengampunan atas dosa-dosa yang telah dilakukan oleh umat. Dengan mempersembahkan hewan ini, umat mengakui ketidaksempurnaan mereka dan kerinduan mereka akan penyucian. Proses penyerahan, pemotongan, dan pengolahan hewan kurban di atas mezbah melambangkan penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, serta harapan akan penebusan dan pemulihan. Ayat ini menunjukkan bahwa para imam memiliki peran krusial sebagai perantara, memastikan bahwa persembahan ini dilakukan dengan benar dan sesuai dengan perintah Tuhan.
Penting untuk dicatat bahwa pengolahan bagian dari korban penghapus dosa untuk umat adalah poin yang krusial. Ini menegaskan bahwa persembahan tersebut dilakukan demi kepentingan seluruh komunitas. Harun, sebagai imam besar, bertindak atas nama bangsa. Pengolahan di atas mezbah, yang merupakan tempat suci untuk berinteraksi dengan Tuhan, menunjukkan bahwa pengampunan dosa datang langsung dari hadirat Allah. Ini adalah momen di mana dosa umat "ditransfer" dan dibersihkan melalui korban yang diserahkan.
Lebih jauh lagi, tema "Yobel" yang tersemat dalam perikop ini (Imamat 9) menguatkan makna kebebasan dan pemulihan yang lebih luas. Imamat 25 berbicara tentang tahun Yobel sebagai tahun pengampunan utang, pembebasan budak, dan pengembalian tanah warisan. Jadi, persembahan di Imamat 9, termasuk korban penghapus dosa yang disebutkan dalam ayat 15, merupakan bagian integral dari fondasi persiapan menuju tahun Yobel, sebuah masa di mana keadilan dan rahmat Allah dinyatakan secara penuh bagi umat-Nya. Ayat ini, dalam gambaran ritual yang spesifik, membuka pemahaman tentang kemurahan hati Allah yang tak terbatas dan kesediaan-Nya untuk memberikan pengampunan serta memulihkan umat-Nya.
Meskipun ritual ini dilakukan di masa lalu, maknanya tetap relevan. Bagi banyak orang beriman, persembahan di Perjanjian Lama ini menjadi bayangan dari pengorbanan yang lebih besar yang datang kemudian. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib menjadi kurban penghapus dosa yang sempurna, yang sekali untuk selamanya menanggung dosa seluruh umat manusia. Dengan demikian, Imamat 9:15, melalui penggambaran ritual persembahan, mengingatkan kita akan pentingnya pengampunan dosa dan dasar pemulihan hubungan kita dengan Allah.