Imamat 9:18

"Lalu ia menyembelih lembu jantan dan seekor domba jantan, sebagai korban pengentas, bagi umat itu. Anak-anak Harun itu menyodorkan darahnya kepadanya, dan ia mencipratkannya ke segala penjuru mezbah."

Visualisasi sederhana dari para imam dan mezbah

Ayat Imamat 9:18 mencatat momen penting dalam ibadah Israel kuno, khususnya pada hari penetapan Harun dan putra-putranya sebagai imam. Peristiwa ini bukan sekadar upacara formal, melainkan sebuah tindakan yang sarat makna teologis dan praktis. Dalam konteks ini, lembu jantan dan domba jantan yang disembelih adalah bagian dari korban pengentas, yang secara khusus dipersembahkan untuk umat. Ayat ini menyoroti beberapa elemen kunci yang krusial untuk dipahami: otoritas keimaman, sifat korban, dan metode persembahan.

Pertama, kita melihat peran sentral para imam, yang dalam ayat ini adalah putra-putra Harun. Mereka adalah perantara yang ditunjuk oleh Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya atas nama umat. Tindakan mereka menyodorkan darah korban kepada Harun, dan kemudian percikan darah ke segala penjuru mezbah, menunjukkan kehati-hatian dan ketelitian yang diperlukan dalam setiap aspek ibadah yang berkenan kepada Allah. Ini adalah perintah yang harus diikuti dengan setia, menegaskan bahwa kesucian dan kekudusan harus dijaga dalam setiap ritual.

Kedua, jenis korban yang disebutkan adalah "korban pengentas". Dalam tradisi Ibrani, korban pengentas (sanctification offerings) memiliki tujuan untuk memulihkan atau menguduskan sesuatu yang telah ternajiskan atau untuk menetapkan sesuatu secara kudus. Dalam konteks penetapan imamat, korban ini berfungsi untuk menguduskan para imam itu sendiri serta meneguhkan fungsi mereka di hadapan Allah dan umat. Korban ini menjadi simbol persekutuan dan penebusan, yang membersihkan jalan bagi umat untuk dapat beribadah dan mendekat kepada Tuhan yang kudus.

Ketiga, metode percikan darah ke segala penjuru mezbah memiliki makna yang mendalam. Mezbah adalah tempat korban dipersembahkan, dan darah korban adalah sarana penebusan dosa. Percikan darah ke segala penjuru mezbah menandakan bahwa pengentasannya mencakup seluruh area ibadah dan menjangkau seluruh aspek persembahan yang disajikan di atas mezbah. Ini adalah gambaran simbolis dari jangkauan dan efektivitas penebusan yang dikerjakan melalui korban. Tindakan ini tidak dilakukan sembarangan, melainkan berdasarkan perintah ilahi yang ketat, menunjukkan bahwa setiap detail dalam ibadah memiliki arti dan tujuannya sendiri.

Imamat 9:18 bukan hanya catatan sejarah ibadah Perjanjian Lama. Ayat ini menyediakan fondasi teologis untuk memahami pentingnya perantaraan yang kudus, sifat korban yang menyucikan, dan perlunya ketaatan yang saksama dalam mendekat kepada Allah. Makna ini mencapai kepenuhannya dalam Yesus Kristus, Imam Besar Agung yang telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna dan kekal, yang membersihkan dan menguduskan kita selamanya. Melalui Dia, kita dapat mendekat kepada Allah dengan keberanian, memiliki persekutuan yang diperbarui dan kekal.