Imamat 9:9 - Persembahan Aaron & Seluruh Bangsa

"Imamat 9:9 - Lalu anak-anaknya membawakan darahnya kepada-Nya, ia mencelupkan jarinya ke dalam darah itu dan membubuhkannya pada ujung-ujung tanduk mezbah. Selebihnya dari darah itu dicurahkannya pada lantai mezbah."
Persembahan Kurban Kesucian Imamat

Kisah dalam Imamat pasal 9 menceritakan tentang penetapan dan permulaan pelayanan Harun dan anak-anaknya sebagai imam di hadapan Tuhan. Setelah persiapan yang mendalam, tibalah saatnya bagi mereka untuk mendekati mezbah dan mempersembahkan korban. Ayat 9 dari pasal ini memberikan detail krusial mengenai tindakan Harun dalam melaksanakan tugas kekudusan yang dipercayakan kepadanya.

Ayat tersebut menyatakan: "Lalu anak-anaknya membawakan darahnya kepada-Nya, ia mencelupkan jarinya ke dalam darah itu dan membubuhkannya pada ujung-ujung tanduk mezbah. Selebihnya dari darah itu dicurahkannya pada lantai mezbah." Peristiwa ini bukan sekadar ritual seremonial, melainkan sebuah tindakan yang sarat makna teologis dan simbolis dalam tradisi Israel kuno. Pemahaman akan konteks Perjanjian Lama sangat penting untuk mengapresiasi kedalaman ayat ini.

Tanduk-tanduk mezbah memiliki makna yang sangat penting. Dalam budaya Timur Tengah kuno, tanduk sering kali melambangkan kekuasaan, kekuatan, dan perlindungan. Dalam konteks mezbah, membubuhkan darah pada tanduk mezbah menunjukkan bahwa persembahan yang dipersembahkan berasal dari sumber yang berkuasa dan dipersembahkan kepada Sang Penguasa tertinggi, yaitu Tuhan. Darah yang dipercikkan pada tanduk adalah representasi dari pengorbanan yang memohon belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan.

Tindakan Harun yang mencelupkan jarinya ke dalam darah dan membubuhkannya pada ujung-ujung tanduk mezbah menegaskan bahwa ia bertindak sebagai perantara antara umat dan Tuhan. Ini adalah amanah yang sangat berat, di mana kesucian Tuhan harus dihormati dan tuntutan keadilan-Nya harus dipenuhi. Darah menjadi simbol penebusan dan pemulihan hubungan yang rusak akibat dosa.

Selanjutnya, ayat tersebut menyebutkan bahwa sisa darah dicurahkan pada lantai mezbah. Tindakan ini juga memiliki makna penting. Pencurahan darah pada lantai mezbah melambangkan penyerahan total dari kurban kepada Tuhan, serta pembersihan dari kenajisan yang dibawa oleh dosa umat. Ini adalah gambaran konkret dari bagaimana dosa, melalui pengorbanan yang kudus, dapat diatasi dan umat dapat kembali menemukan kedekatan dengan Tuhan.

Peristiwa ini terjadi pada permulaan pelayanan imamat yang baru. Ini menandai dimulainya sistem ibadah yang diperintahkan oleh Tuhan melalui Musa, di mana persembahan kurban menjadi pusatnya. Dengan dipersembahkannya kurban-kurban ini, termasuk kurban untuk penebusan dosa, umat Israel dapat mendekat kepada Tuhan dalam kekudusan. Imamat 9:9 menjadi salah satu batu penjuru dalam menggambarkan bagaimana persekutuan antara Tuhan yang kudus dan umat-Nya yang berdosa dapat dipulihkan melalui perantaraan darah.

Kisah ini tidak hanya relevan bagi umat Israel pada zaman itu, tetapi juga menjadi bayangan dan petunjuk menuju penggenapannya dalam Yesus Kristus. Darah Kristus, yang dicurahkan di kayu salib, merupakan kurban penebusan yang sempurna dan final, yang membersihkan umat manusia dari segala dosa. Seperti Harun yang bertindak sebagai imam yang mewakili umat, Yesus adalah Imam Besar Agung kita, yang melalui darah-Nya yang kudus, kita dapat memiliki akses langsung kepada Bapa di surga.

Memahami Imamat 9:9 membantu kita menghargai kedalaman pengorbanan yang Tuhan sediakan dan pentingnya ketaatan dalam menjalankan ibadah yang benar. Ini adalah pengingat akan kesucian Tuhan, kekudusan yang dituntut-Nya, dan kasih-Nya yang menyediakan jalan bagi penebusan.