"Ketika fajar menyingsing, Loti mendesak kedua malaikat itu, katanya: "Bangunlah, larilah kamu, sebab sudah jauh malam!" Tetapi mereka berkata: "Jangan, kami akan bermalam di tempat terbuka ini."
Peristiwa yang tercatat dalam Kejadian 19:15 merupakan momen krusial dalam narasi kehancuran kota Sodom dan Gomora. Ayat ini menggambarkan kepanikan dan urgensi yang dirasakan oleh Loti, keponakan Abraham, saat ia berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya dari murka ilahi yang akan menimpa kota yang penuh kejahatan tersebut. Kisah ini memberikan pelajaran penting tentang ketidaktaatan, peringatan ilahi, dan pentingnya mengikuti arahan keselamatan.
Sebelum kejadian ini, dua malaikat telah mengunjungi Loti di Sodom. Mereka datang dengan misi untuk menyelidiki kejahatan yang sangat besar di kota itu dan, jika terbukti, untuk melaksanakan penghukuman dari Tuhan. Loti, sebagai tuan rumah yang baik, menyambut mereka dengan keramahan, menawarkan tempat tinggal dan makanan. Namun, malam itu, para penduduk kota, dari yang muda hingga yang tua, mengepung rumah Loti dengan niat jahat. Mereka menuntut agar Loti menyerahkan para tamunya agar mereka dapat memperlakukan mereka dengan hina.
Malaikat-malaikat tersebut, yang sebenarnya adalah utusan surga, melindungi Loti dan keluarganya dari kekerasan yang mengancam. Mereka membutakan para penyerang dan kemudian memperingatkan Loti bahwa mereka harus segera meninggalkan kota. Pagi harinya, saat fajar mulai menyingsing, Loti masih ragu-ragu. Ayat Kejadian 19:15 mencatat saat Loti mendesak kedua malaikat untuk segera melarikan diri, menunjukkan bahwa waktu semakin sempit. Ia merasakan bahaya yang mendesak dan ingin segera menjauh dari Sodom.
Namun, respons malaikat dalam ayat tersebut cukup menarik. Alih-alih langsung bergerak, mereka berkata, "Jangan, kami akan bermalam di tempat terbuka ini." Pernyataan ini mungkin bukan berarti mereka ingin beristirahat, melainkan mereka sedang menunggu waktu yang tepat dan memastikan Loti dan keluarganya benar-benar siap untuk pergi. Ini bisa juga menandakan kesabaran ilahi yang terus memberikan kesempatan terakhir, bahkan di tengah situasi yang begitu genting. Ketaatan Loti dan keluarganya pada akhirnya akan menjadi kunci keselamatan mereka.
Kejadian ini menyoroti sifat keadilan ilahi. Sodom dan Gomora telah begitu tenggelam dalam dosa sehingga Tuhan memutuskan untuk memusnahkannya. Namun, demi Abraham, Tuhan bersedia untuk mencari orang benar di kota itu. Loti, meskipun hidup di lingkungan yang korup dan terkadang menunjukkan kelemahan dalam imannya, diakui sebagai orang yang benar. Kisah ini adalah peringatan keras bagi setiap individu dan masyarakat tentang konsekuensi dari dosa yang berkelanjutan dan kekejaman. Ini juga menunjukkan bahwa bahkan di tengah malapetaka, selalu ada jalan keluar bagi mereka yang mencari dan mengikuti Tuhan.
Pentingnya mengikuti arahan para malaikat sangat jelas. Ketika akhirnya Loti dan keluarganya berhasil dibawa keluar dari kota, mereka diperintahkan untuk tidak menoleh ke belakang. Istri Loti, karena melanggar perintah ini, berubah menjadi tiang garam. Ini menjadi simbol nyata dari ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari masa lalu yang penuh dosa dan kegagalan untuk mempercayai sepenuhnya rencana penyelamatan Tuhan. Kejadian 19:15 adalah permulaan dari pelarian dramatis yang berpuncak pada kehancuran Sodom dan Gomora, sebuah peristiwa yang terus menjadi pengingat akan pentingnya ketaatan dan integritas moral.