Kejadian 20:13

"Dan ketika Allah menyuruh aku mengembara dari rumah bapaku, maka aku berkata kepadanya: Inilah budi yang kamu perbuat, di segala tempat di mana kita sampai."

Kisah Perjalanan dan Iman

Ayat Kejadian 20:13 mencatat ungkapan yang diucapkan oleh Abraham kepada Abimelekh, raja Gerar. Pengakuan ini muncul dalam konteks yang cukup sensitif, di mana Abraham, bersama istrinya Sarah, telah mendatangi negeri asing. Dalam perjalanan hidup mereka, banyak kejadian penting telah mereka alami, dan ayat ini menyoroti salah satu aspek dari pengembaraan yang dipimpin oleh kehendak ilahi. Abraham menyatakan bahwa perjalanan yang mereka tempuh, termasuk keluar dari rumah bapanya dan pergi ke berbagai tempat, adalah bagian dari pemeliharaan dan arahan Allah.

Kisah yang mendahului ayat ini mengisahkan bagaimana Abraham dan Sarah tiba di Gerar. Di sana, Abraham, karena takut akan keselamatan dirinya akibat kecantikan Sarah yang luar biasa, menyamar dan meminta Sarah untuk mengaku sebagai saudaranya, bukan istrinya. Tindakan ini, meskipun didorong oleh ketakutan, merupakan sebuah kesalahan yang dapat menimbulkan masalah serius. Namun, di tengah situasi yang rentan ini, Allah campur tangan. Melalui mimpi, Allah memperingatkan Abimelekh untuk tidak menyentuh Sarah, karena ia adalah istri seorang nabi. Abimelekh, yang taat pada firman ilahi yang diterimanya, segera memanggil Abraham dan menegurnya atas kebohongan yang telah ia sampaikan.

Ungkapan Abraham dalam Kejadian 20:13 adalah pengakuan akan kedaulatan Allah dalam mengatur kehidupannya. Ia tidak melihat pengembaraan mereka sebagai sesuatu yang acak atau hanya hasil dari keputusan manusia semata. Sebaliknya, ia mengakui bahwa setiap langkah, setiap perpindahan, dan setiap tempat yang mereka singgahi adalah bagian dari rancangan Allah yang lebih besar. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan dan penyerahan diri yang mendalam dari Abraham kepada tuntunan ilahi. Ia memahami bahwa tugas dan panggilan yang diberikan kepadanya oleh Allah juga melibatkan perjalanan fisik dan pengujian iman di berbagai lingkungan, termasuk di negeri-negeri asing yang mungkin memiliki budaya dan hukum yang berbeda.

Penting untuk dicatat bahwa ungkapan ini juga bisa dipahami sebagai bentuk pengajaran Abraham kepada orang lain, atau setidaknya sebagai penegasan prinsip hidupnya. Ketika Abimelekh bertanya mengapa Abraham melakukan hal tersebut, Abraham menjelaskan bahwa ia berpikir tidak ada rasa takut akan Allah di tempat itu dan mereka akan membunuhnya karena istrinya. Namun, ia melanjutkan dengan pernyataan yang lebih luas, "Dan ketika Allah menyuruh aku mengembara dari rumah bapaku, maka aku berkata kepadanya: Inilah budi yang kamu perbuat, di segala tempat di mana kita sampai." Ini menunjukkan bahwa kesetiaan Abraham kepada Allah selalu menjadi prioritas utamanya, bahkan ketika itu berarti menghadapi ketidaknyamanan, ketidakpastian, dan bahkan bahaya. Kisah ini menjadi pengingat bagi kita tentang pentingnya mendengarkan suara Allah, mempercayai pemeliharaan-Nya, dan mengakui bahwa hidup kita, dengan segala pengembaraannya, ada dalam kendali-Nya.