Kejadian 22:22

"Dan ia melanjutkan perkataannya dan berkata: "Aku melihat Lot juga, kemenakan [saudara] Abraham itu; Allah telah memberkati dia dalam segala hal dan pada segala tempat."

Ayat ini, yang terucap dalam percakapan antara Abraham dan anak buahnya, menawarkan sebuah perspektif yang menarik tentang bagaimana iman dan penyertaan ilahi dapat terlihat dalam kehidupan orang lain. Meskipun fokus utama dari pasal 22 dalam Kitab Kejadian adalah pada ujian iman Abraham yang luar biasa, ayat 22 ini memberikan sebuah penekanan sekunder yang penting: pengamatan terhadap berkat Tuhan yang bekerja dalam kehidupan orang lain, bahkan dalam momen-momen yang tampaknya tidak terkait langsung dengan pengalaman pribadi kita.

Ketika Abraham sedang menghadapi ujian terbesar dalam hidupnya di Gunung Moria, imannya diuji hingga batasnya. Namun, di tengah kekhidmatan dan keseriusan situasi tersebut, ia masih memiliki mata yang terbuka untuk melihat bagaimana Tuhan bekerja dan memberkati dalam kehidupan keluarganya, yaitu Lot. Hal ini menunjukkan kedalaman karakter Abraham; imannya tidak hanya berpusat pada dirinya sendiri, tetapi juga mampu mengapresiasi dan mengakui kebaikan Tuhan yang meluas kepada orang lain. Ini adalah pengingat yang berharga bagi kita: bahwa di tengah perjuangan atau pencapaian pribadi kita, kita tidak boleh kehilangan kemampuan untuk melihat dan bersukacita atas berkat Tuhan dalam kehidupan sesama.

Frasa "Allah telah memberkati dia dalam segala hal dan pada segala tempat" adalah sebuah pernyataan yang kuat. Ini menyiratkan bahwa berkat Tuhan bukanlah sesuatu yang sporadis atau terbatas pada area tertentu saja. Sebaliknya, berkat tersebut bersifat komprehensif, mencakup seluruh aspek kehidupan Lot, dan hadir di mana pun ia berada. Pernyataan ini dapat diinterpretasikan sebagai bukti kebaikan Tuhan yang universal dan kesetiaan-Nya yang tidak pernah berubah. Terlepas dari kerumitan dan terkadang kesalahan yang dibuat oleh Lot (seperti yang kita baca di bagian lain dari Kejadian), Tuhan tetap setia pada perjanjian dan anugerah-Nya.

Bagi kita yang hidup di era modern, ayat ini mengundang kita untuk merenungkan dua hal. Pertama, bagaimana kita melihat berkat Tuhan dalam kehidupan orang-orang di sekitar kita? Apakah kita cenderung membandingkan diri, atau justru bersukacita dan belajar dari cara Tuhan bekerja? Seringkali, kita begitu terfokus pada masalah atau keinginan kita sendiri sehingga kita luput melihat kebaikan yang sedang terjadi di sekitar kita. Melihat berkat Tuhan dalam kehidupan orang lain dapat menjadi sumber inspirasi, penghiburan, dan pengingat akan kekuatan iman yang lebih besar dari apa pun.

Kedua, bagaimana kita mengapresiasi berkat yang telah Tuhan limpahkan dalam kehidupan kita? Pernyataan Abraham tentang Lot mengingatkan kita bahwa berkat Tuhan itu nyata dan menyeluruh. Meskipun kita mungkin tidak selalu menyadarinya secara langsung, penyertaan Tuhan terus bekerja. Mengakui berkat ini membutuhkan sikap hati yang bersyukur dan pandangan mata yang jernih. Ini bukan berarti bahwa kehidupan kita akan bebas dari tantangan, tetapi bahkan dalam kesulitan, ada berkat dan pembelajaran yang Tuhan sediakan.

Pesan dari Kejadian 22:22 adalah sebuah undangan untuk memiliki hati yang luas, pandangan yang terbuka, dan jiwa yang bersyukur. Mari kita belajar dari Abraham untuk tidak hanya fokus pada perjalanan iman kita sendiri, tetapi juga untuk melihat dan mengagumi bagaimana Allah memberkati, mendukung, dan memimpin orang-orang di sekitar kita. Dalam melihat kebaikan-Nya pada orang lain, kita akan semakin dikuatkan dalam keyakinan kita akan kebaikan-Nya yang tak terbatas bagi kita juga. Mari kita terus membuka mata hati kita untuk menyaksikan dan merayakan karya Tuhan yang luar biasa dalam segala aspek kehidupan.