Kejadian 23: 20

"Demikianlah ladang Efron dan gua yang ada di dalamnya dibeli oleh Abraham dari bani Het menjadi kubur baginya."

Kubur Sara Tanah Hebron

Visualisasi artistik pembelian Makpela oleh Abraham.

Kejadian 23:20, sebuah ayat yang ringkas namun padat makna, mengukuhkan sebuah peristiwa penting dalam narasi Alkitab: pembelian gua Makhpela oleh Abraham. Ayat ini bukanlah sekadar catatan transaksi tanah, melainkan penanda sebuah perjanjian, sebuah fondasi sejarah, dan gambaran iman dalam menghadapi ketidakpastian masa depan. Momen ini terjadi di tengah kesedihan Abraham atas wafatnya istrinya tercinta, Sara, yang telah menemani perjalanan hidupnya selama bertahun-tahun.

Di tanah asing Kanaan, di mana Abraham hanyalah seorang pendatang, kematian Sara menjadi ujian berat. Ia tidak memiliki tanah warisan sendiri untuk menguburkan orang yang paling dicintainya. Dalam kesedihannya, Abraham mengangkat pandangannya dan bernegosiasi dengan penduduk setempat, Bani Het, untuk membeli sebuah gua yang terletak di ladang Efron. Peristiwa ini dicatat dengan detail dalam pasal 23 Kejadian, menggambarkan proses tawar-menawar, nilai kesepakatan, hingga penyerahan tanah.

Ayat 20 secara definitif menyatakan bahwa transaksi telah selesai. "Demikianlah ladang Efron dan gua yang ada di dalamnya dibeli oleh Abraham dari bani Het menjadi kubur baginya." Kata "demikianlah" memberikan penegasan akhir, mengunci sebuah peristiwa yang telah dibahas sebelumnya. Ini bukan sekadar pembelian hak pakai, tetapi pembelian penuh atas tanah tersebut, lengkap dengan gua di dalamnya. Ini menjadikannya properti Abraham, sebuah tempat pemakaman yang sah dan diakui.

Mengapa ayat ini begitu signifikan? Pertama, ini adalah pertama kalinya Abraham memiliki tanah di Kanaan. Meskipun Allah telah menjanjikan tanah ini sebagai warisan bagi keturunannya, Abraham sendiri belum mengklaimnya secara fisik. Pembelian gua Makhpela adalah langkah konkret pertama yang menandai klaim Abraham atas bagian dari tanah perjanjian tersebut. Ini adalah bukti iman bahwa janji Allah akan terwujud, meskipun ia sendiri hanya diberi sedikit.

Kedua, tempat ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para leluhur bangsa Israel. Tidak hanya Sara, tetapi kemudian Ishak, Ribka, Yakub, dan Lea juga dikuburkan di gua Makhpela. Ini menjadikan gua tersebut sebagai simbol penting dari ikatan antara Allah, Abraham, dan keturunannya, serta pengingat abadi akan janji Allah yang tak pernah gagal.

Ketiga, transaksi ini menunjukkan kebijaksanaan dan keahlian Abraham dalam bernegosiasi, sekaligus menghormati adat istiadat setempat. Ia tidak mengambil haknya secara paksa, tetapi membeli dengan harga yang disepakati, menunjukkan rasa hormatnya kepada para pemilik tanah. Hal ini juga menunjukkan bahwa meskipun ia memiliki iman yang teguh, ia juga berinteraksi secara bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

Kejadian 23:20, meskipun hanya satu ayat, membawa beban sejarah yang kaya dan makna spiritual yang mendalam. Ia menceritakan tentang cinta, kehilangan, iman, janji, dan fondasi sebuah bangsa. Tanah yang dibeli dengan harga mahal itu kelak menjadi saksi bisu ribuan tahun sejarah, dari para patriark hingga hari ini, menjadi bagian tak terpisahkan dari kisah Israel dan janji Allah yang terus berlanjut.