Ayat Kejadian 24:18 menceritakan momen penting dalam kisah Ishak dan Ribka. Tokoh utama dalam adegan ini adalah seorang hamba Abraham yang diutus untuk mencari istri bagi tuannya dari keluarga Abraham. Ia tiba di kota Nahor dan berdoa di dekat sebuah sumur, memohon tanda dari Tuhan agar ia dapat mengenali perempuan yang tepat.
Permohonan yang Sederhana, Hasil yang Luar Biasa
Saat para perempuan keluar untuk menimba air, sang hamba mengamati. Doanya adalah agar perempuan yang dia panggil untuk menawarkan air minum kepadanya, juga mau menawarkan minum kepada unta-untanya. Ini adalah permintaan yang tidak biasa, mengingat pekerjaan menimba air sangat melelahkan, apalagi untuk banyak unta yang haus setelah perjalanan panjang.
Ketika Ribka datang, ia melakukan persis seperti yang diminta. Ia tidak hanya memberikan minum kepada sang hamba, tetapi juga dengan sukarela dan tanpa diminta, ia juga menawarkan untuk menimba air bagi seluruh unta sang hamba hingga semuanya puas. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan kerendahan hati dan kemurahan hati, tetapi juga kekuatan dan semangat pelayanan yang luar biasa.
Kejadian 24:18 sebagai Tanda Ilahi
Bagi sang hamba, tindakan Ribka adalah jawaban atas doanya dan tanda yang ia cari. Ini bukan kebetulan semata, melainkan peneguhan dari Tuhan bahwa Ribka adalah perempuan yang telah dipilih untuk menjadi istri Ishak. Ayat ini menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja dalam detail-detail kehidupan, menggunakan tindakan manusia yang tulus untuk menggenapi rencana-Nya.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kesediaan untuk melayani, bahkan dalam tugas-tugas yang tampak kecil atau berat. Kemurahan hati Ribka, yang melebihi permintaan, adalah cerminan karakter yang dicari oleh Abraham untuk meneruskan garis keturunan perjanjian. Ia tidak hanya memenuhi kebutuhan pribadi sang hamba, tetapi juga kebutuhan kawanan unta yang menjadi kekayaan penting di zaman itu.
Relevansi di Masa Kini
Meskipun latar belakang cerita ini adalah kehidupan kuno, prinsip-prinsipnya tetap relevan. Kejadian 24:18 mengingatkan kita bahwa kesediaan untuk memberi lebih dari yang diharapkan adalah tindakan yang sangat berharga. Dalam hubungan pribadi, pekerjaan, maupun pelayanan kepada sesama, sikap melayani dengan tulus dan penuh semangat dapat menjadi tanda kesetiaan dan karakter yang baik.
Selain itu, kisah ini juga menggarisbawahi kepercayaan kepada penyertaan Tuhan. Sang hamba berserah pada pimpinan Tuhan, dan Tuhan menjawab dengan cara yang begitu jelas melalui tindakan seorang perempuan muda. Ini adalah pengingat bahwa ketika kita mencari kehendak Tuhan dan bertindak dengan hati yang tulus, kita dapat melihat campur tangan-Nya dalam kehidupan kita, membawa harapan dan kepastian di tengah ketidakpastian dunia.