Kejadian 26:31 - Janji dan Sumpah Ishak

"Maka pada waktu itu Ishak bersumpah kepada mereka, katanya: "Sekarang ini TUHAN telah memberkati engkau, sehingga aku telah cukup berkat."

BERKAT

Ayat Kejadian 26:31 menceritakan sebuah momen penting dalam kehidupan Ishak, putra Abraham. Setelah serangkaian peristiwa yang penuh dengan tantangan, termasuk kekeringan di negeri itu dan perlakuan kurang menyenangkan dari orang Filistin yang tinggal di Gerar, Ishak akhirnya menemukan sumber daya dan berkat yang berlimpah. Peristiwa ini bukan hanya tentang keberhasilan materi, tetapi juga tentang hubungan yang dipulihkan dan pengakuan atas campur tangan ilahi.

Dalam konteks yang lebih luas, cerita ini menunjukkan bahwa meskipun Ishak menghadapi kesulitan, dia tidak pernah sepenuhnya ditinggalkan oleh Tuhan. Seperti ayahnya Abraham, Ishak diberkati dan dijanjikan keturunan serta tanah yang akan menjadi miliknya. Namun, di Gerar, ia sempat menyembunyikan identitasnya karena takut akan keselamatan dirinya, mencerminkan kerentanan manusia di tengah ujian.

Ketika Ishak akhirnya menggali sumur-sumur baru yang menghasilkan air (Kejadian 26:18-22), ini bukan hanya penemuan fisik, tetapi simbol dari berkat rohani dan pemulihan hubungan. Suku Filistin, yang sebelumnya menentangnya, kini melihat tanda-tanda berkat Tuhan yang menyertai Ishak. Hal ini membuat Abimelekh, raja Filistin, datang kepadanya dan mengakui bahwa Ishak "telah diberkati oleh TUHAN." Pengakuan ini merupakan titik balik krusial.

Dalam suasana rekonsiliasi dan pengakuan inilah, Ishak mengucapkan sumpah yang tercatat dalam Kejadian 26:31. Kalimat ini, "Maka pada waktu itu Ishak bersumpah kepada mereka, katanya: 'Sekarang ini TUHAN telah memberkati engkau, sehingga aku telah cukup berkat.'" mengungkapkan tiga hal mendasar. Pertama, Ishak secara eksplisit mengakui bahwa berkat yang ia terima berasal dari Tuhan. Ia tidak menganggapnya sebagai hasil usahanya semata, melainkan karunia ilahi. Kedua, pengakuan ini diucapkan bukan hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada orang Filistin, menandakan bahwa perjanjian dan berkat Tuhan kini terlihat oleh orang lain. Ketiga, kata "cukup berkat" menunjukkan bahwa Ishak merasa dipenuhi dan puas dengan apa yang Tuhan berikan, melampaui sekadar kebutuhan fisik.

Sumpah ini juga bisa diartikan sebagai pengakuan Ishak atas hubungan yang baru terjalin dengan orang Filistin, sebuah perjanjian damai yang didasarkan pada pengakuan bersama atas berkat Tuhan. Ini adalah momen di mana Ishak tidak lagi perlu bersembunyi atau merasa terancam. Ia dapat hidup dengan aman dan diberkati di tanah itu, berkat pengakuan dan penghormatan dari penduduk setempat. Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya mengakui Tuhan dalam segala aspek kehidupan, serta bagaimana berkat Tuhan dapat mendatangkan kedamaian dan pemenuhan, bahkan di tengah kesulitan. Keberhasilan Ishak dalam menemukan air dan diperlakukan baik oleh Abimelekh adalah bukti nyata bahwa janji Tuhan selalu digenapi.