"Dengarlah olehmu suara anakmu Yakub ini."
Simbol hati yang terbuka dan tangan yang meraih.
Kisah dalam Kitab Kejadian selalu kaya akan pelajaran moral dan spiritual. Salah satu momen yang sarat makna adalah perintah Ribka kepada Yakub, seperti yang tertera dalam Kejadian 27:8. Ayat ini menjadi kunci dalam rangkaian peristiwa yang membentuk garis keturunan bangsa Israel dan menunjukkan pentingnya ketaatan, bahkan dalam situasi yang rumit. Perintah Ribka kepada Yakub berbunyi, "Dengarlah olehmu suara anakmu Yakub ini." Kata-kata sederhana ini memuat beban tanggung jawab dan harapan yang besar.
Pada titik ini dalam narasi, Ishak, ayah Yakub dan Esau, telah tua dan matanya mulai rabun. Ia berniat untuk memberkati putranya, Esau, sebelum ajal menjemput. Namun, Ribka, ibunda mereka, lebih mengasihi Yakub dan memiliki pengetahuan ilahi bahwa keturunan sulung yang akan membawa janji perjanjian bukanlah Esau, melainkan Yakub. Di sinilah peran Ribka menjadi sentral. Ia merencanakan agar Yakub menyamar sebagai Esau dan menerima berkat istimewa dari Ishak.
Perintah Ribka kepada Yakub, "Dengarlah olehmu suara anakmu Yakub ini," adalah lebih dari sekadar instruksi. Ini adalah seruan untuk bertindak, sebuah dorongan untuk memenuhi kehendak yang dipercayakan kepadanya. Ribka tidak hanya bertindak atas dasar kasih sayangnya kepada Yakub, tetapi juga berdasarkan pemahamannya akan kehendak Tuhan yang telah diwahyukan kepadanya. Oleh karena itu, ketika Yakub mendengar perintah ibunya, ia dihadapkan pada pilihan antara menaati orang tua atau menaati instruksi ilahi yang disampaikan melalui ibunya.
Ketaatan Yakub dalam mengikuti rencana Ribka, meskipun penuh dengan risiko dan tipu daya, menunjukkan sebuah prinsip penting. Dalam banyak tradisi keagamaan, ketaatan kepada orang tua adalah salah satu perintah utama. Namun, dalam kisah ini, ketaatan Yakub juga dapat dilihat sebagai respons terhadap visi ilahi. Ini mengajarkan bahwa terkadang, menaati kehendak yang lebih tinggi, bahkan jika itu melibatkan tantangan, adalah langkah yang tepat.
Dampak dari ketaatan ini sangatlah besar. Berkat yang diterima Yakub melalui tipu daya itu, yang awalnya tampak kontroversial, pada akhirnya mengukuhkan kedudukannya sebagai pewaris janji ilahi. Ini menunjukkan bahwa meskipun jalan yang ditempuh mungkin tidak selalu lurus atau mudah, hasil akhir dari ketaatan pada kehendak yang lebih besar bisa menjadi berkat yang luar biasa. Kisah ini mengingatkan kita bahwa tindakan yang didasari oleh iman dan ketaatan, meski terkadang melibatkan pengorbanan atau keberanian untuk keluar dari zona nyaman, seringkali membawa konsekuensi yang positif dan membentuk masa depan.
Pelajaran dari Kejadian 27:8 melampaui konteks historisnya. Kita semua dihadapkan pada momen-momen di mana kita harus membuat keputusan sulit. Apakah kita akan mendengarkan suara hati nurani yang membimbing kita menuju kebaikan? Apakah kita akan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi yang kita percayai, bahkan ketika itu tidak populer atau menantang? Ketaatan Yakub adalah contoh bagaimana keberanian untuk bertindak sesuai dengan apa yang diyakini, dapat mengarah pada realisasi tujuan yang lebih besar.
Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa berarti menaati nilai-nilai moral yang benar, menjalankan tanggung jawab dengan setia, atau bahkan mengikuti panggilan hidup yang mungkin terdengar tidak biasa. Pesan dari ayat ini adalah bahwa ketaatan yang tulus, yang didasari oleh pemahaman akan kehendak yang lebih tinggi, adalah kunci untuk membuka pintu berkat yang tak terduga. Ribka memerintahkan, Yakub mendengarkan dan bertindak, dan melalui tindakan ini, garis keturunan perjanjian terus berlanjut, membawa dampak yang abadi.