"Ketika sampai petang, diambilnyalah Lea, anaknya itu, lalu dibawanya kepada Yakub, dan Yakub menghampiri dia."
Ayat dari Kitab Kejadian pasal 29, ayat 23, ini merupakan momen krusial dalam kisah hidup Yakub. Peristiwa ini terjadi saat Yakub telah bekerja selama tujuh tahun untuk Laban demi mendapatkan Rahel sebagai istrinya. Namun, setelah tujuh tahun berlalu, alih-alih Rahel, Yakub justru dikelabui oleh ayahnya, Betuel, dan diberikan Lea, kakaknya Rahel, di kegelapan malam. Ini adalah bentuk penipuan yang dilakukan oleh Laban, dengan tujuan memperdaya Yakub. Kekecewaan yang dirasakan Yakub pasti sangat mendalam, terlebih setelah ia mengabdikan tujuh tahun hidupnya dengan penuh pengabdian.
Kisah ini mengajarkan banyak hal tentang kesabaran, ketekunan, dan konsekuensi dari perbuatan curang. Yakub, yang sendiri dikenal sebagai pribadi yang licik dalam mendapatkan hak kesulungannya, kini menjadi korban dari kelicikan yang lebih besar. Namun, di tengah kekecewaan itu, Allah tetap hadir. Ayat ini bukan hanya mencatat sebuah penipuan, tetapi juga permulaan dari sebuah perjalanan panjang yang akan membentuk keluarga besar Israel. Lea, meskipun diberikan sebagai "pengganti," akhirnya juga menjadi ibu dari beberapa anak Yakub, termasuk Yehuda, dari mana garis keturunan raja-raja dan Yesus Kristus berasal.
Peristiwa ini menyoroti kompleksitas hubungan manusia dan bagaimana rencana-rencana manusia, bahkan yang penuh tipu daya, tidak dapat menggagalkan rencana ilahi yang lebih besar. Yakub kemudian harus bekerja lagi tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel, dan bahkan setelah itu pun, hubungannya dengan kedua istrinya tidak pernah sepenuhnya harmonis. Namun, fokus pada ayat 23 ini adalah momen penyerahan Lea kepada Yakub. Ini adalah momen yang sarat dengan emosi, kebingungan, dan kekecewaan bagi Yakub, namun juga merupakan titik awal bagi transformasi dan pertumbuhan rohaninya.
Dari sudut pandang moral, penipuan yang dilakukan oleh Laban dan Betuel jelas salah dan tidak dapat dibenarkan. Namun, dari perspektif narasi yang lebih luas, ayat ini membuka jalan bagi pemenuhan janji-janji Allah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub mengenai keturunan yang banyak. Kejadian 29:23 bukan sekadar sebuah ayat yang menceritakan tipu daya, melainkan batu pijakan penting dalam sejarah keselamatan yang menunjukkan bagaimana Allah dapat menggunakan bahkan situasi yang tidak sempurna dan penuh kecurangan untuk mencapai tujuan-Nya yang mulia. Persembahan Lea kepada Yakub, meskipun diawali dengan niat yang buruk dari pihak Laban, akhirnya membawa berkat yang tak terduga bagi garis keturunan bangsa Israel.
Mempelajari Kejadian 29:23 mengajak kita untuk merenungkan tentang keadilan, kesabaran, dan bagaimana kebaikan dapat muncul bahkan dari situasi yang tampaknya suram. Ini mengingatkan bahwa dalam setiap peristiwa kehidupan, bahkan yang terasa pahit dan mengecewakan, Allah memiliki kendali dan rancangan yang lebih besar.