"Lalu Yakub melakukan demikian, dan ia menyelesaikan minggu itu dengan Lea. Kemudian Laban memberikan Ribka, hambanya yang sudah tua, kepada Lea, anaknya, menjadi hambanya."
Ilustrasi: Waktu berjalan, melambangkan penyelesaian tugas.
Kejadian 29:28 merupakan bagian dari narasi yang sangat penting dalam Kitab Kejadian, yang menceritakan kisah Yakub dan pernikahannya dengan Lea dan Rahel. Ayat ini secara spesifik merujuk pada penyelesaian minggu pernikahan Yakub dengan Lea. Dalam tradisi Yahudi pada masa itu, sebuah pernikahan biasanya dirayakan selama tujuh hari yang penuh dengan suka cita dan perjamuan. Yakub, yang tertipu oleh Laban, ayahnya Rahel, mengira ia menikahi Rahel pada malam pertama, namun ternyata ia diberikan Lea. Meskipun demikian, ia tetap menyelesaikan masa perayaan pernikahan selama tujuh hari dengan Lea.
Kisah ini penuh dengan intrik dan kesedihan. Yakub bekerja 14 tahun untuk Laban agar bisa menikahi Rahel, wanita yang sangat ia cintai. Namun, pada malam pernikahannya, Laban mengganti Rahel dengan Lea, putri sulungnya, yang memiliki mata yang kurang menarik, sementara Rahel memiliki paras yang rupawan. Penipuan ini baru disadari Yakub keesokan paginya. Ayat 28 ini menunjukkan bahwa meskipun Yakub mengetahui ia telah ditipu, ia tetap menjalankan adat istiadat pernikahan selama tujuh hari bersama Lea. Ini menggambarkan bagaimana Yakub harus menghadapi kenyataan pahit dari konsekuensi yang ditimbulkan oleh kesepakatan yang curang dan tradisi yang berlaku.
Meskipun pernikahan mereka dimulai dengan penipuan, Alkitab mencatat bahwa Allah melihat penderitaan Lea. Ketika Allah melihat bahwa Lea tidak dicintai, Ia membuka kandungannya, dan Lea melahirkan banyak anak laki-laki bagi Yakub, termasuk Ruben, Simeon, Lewi, dan Yehuda. Anak-anak ini kelak menjadi leluhur dari suku-suku penting di Israel. Kejadian 29:28, dengan demikian, menjadi titik awal dari sebuah perjalanan yang kompleks, di mana pernikahan yang tidak diinginkan justru menghasilkan keturunan yang sangat berarti dalam rencana ilahi.
Kisah Yakub, Lea, dan Rahel, termasuk ayat 29:28, menawarkan beberapa pelajaran berharga. Pertama, ini menunjukkan realitas kehidupan yang seringkali penuh dengan tantangan dan kekecewaan, bahkan dalam peristiwa penting seperti pernikahan. Kedua, ayat ini mengingatkan kita bahwa keputusan yang dibuat oleh orang lain dapat berdampak besar pada hidup kita, dan terkadang kita harus menghadapi konsekuensi yang tidak kita inginkan. Namun, yang terpenting, kisah ini menyoroti kasih karunia Allah yang melihat kesusahan Lea dan memberikan berkat melalui keturunannya. Bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, rencana Allah dapat terwujud. Ini adalah pengingat bahwa kesetiaan dan ketekunan, seperti yang ditunjukkan Yakub dalam menyelesaikan minggu pernikahan, seringkali menjadi kunci untuk melewati badai kehidupan.