Kitab Kejadian, pasal 30 ayat 18, mencatat momen penting dalam kehidupan Lea, salah satu istri Yakub. Ayat ini tidak hanya tentang penamaan seorang anak, tetapi juga merefleksikan perjalanan iman, perjuangan, dan pengharapan Lea. Setelah melahirkan empat putra pertamanya, yang kebanyakan lahir sebagai hasil dari strategi persaingan dengan adiknya, Rahel, Lea kini kembali dikaruniai seorang putra. Dalam sukacita dan pengakuan mendalam atas campur tangan ilahi, Lea menamai anak kelimanya ini "Issakhar".
Nama Issakhar sendiri memiliki makna yang kaya. Dalam bahasa Ibrani, akar kata dari nama ini dapat diartikan sebagai "upah" atau "dia akan membawa upah". Penamaan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan sebuah pernyataan iman yang lugas. Lea secara eksplisit menyatakan bahwa nama ini diberikan karena "Allah telah mengupahi aku". Ini adalah pengakuan atas kebaikan dan keadilan Tuhan dalam hidupnya, terutama setelah ia merasa tertinggal dalam hal anak-anak dibandingkan adiknya, Rahel.
Lebih dari sekadar catatan sejarah keluarga kuno, Kejadian 30:18 menawarkan pelajaran spiritual yang relevan bagi kita hari ini. Pertama, ayat ini menyoroti tema keadilan ilahi. Lea merasa bahwa ia telah melakukan bagiannya, termasuk 'memberikan adiknya sebagai istriku', sebuah ungkapan yang bisa merujuk pada kesediaan atau bahkan pengorbanan yang ia lakukan terkait dengan Yakub dan Rahel. Tuhan, dalam pandangan Lea, melihat ini dan memberikan upah berupa anak. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah yang adil, yang memperhatikan perjuangan dan pengorbanan umat-Nya.
Kedua, kita melihat kekuatan pengakuan iman. Lea tidak ragu untuk secara terbuka menyatakan bahwa "Allah telah mengupahi aku pula". Pengakuan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk anak yang baru lahir dan keluarganya. Dalam kehidupan modern, seringkali kita mengalami keberhasilan atau kebaikan yang tak terduga. Mengakui bahwa semua itu datang dari Tuhan, seperti yang dilakukan Lea, memperkuat hubungan kita dengan-Nya dan menumbuhkan rasa syukur. Ini juga menjadi kesaksian bagi orang lain.
Ketiga, ayat ini berbicara tentang harapan yang terwujud. Perjuangan Lea untuk mendapatkan kasih sayang Yakub dan memiliki banyak keturunan adalah tema berulang dalam narasi Kitab Kejadian. Kelahiran Issakhar menjadi bukti bahwa harapan, meskipun terkadang terasa lama terwujud, pada akhirnya dapat dipenuhi oleh Tuhan. Dalam menghadapi tantangan hidup, kita dipanggil untuk terus berpegang pada harapan dan percaya bahwa Tuhan memiliki rencana terbaik bagi kita.
Ayat Kejadian 30:18 mengajarkan kita tentang keadilan, pentingnya mengakui kemurahan Tuhan, dan kekuatan harapan. Sebagaimana Lea menemukan sukacita dan pengakuan atas "upah" dari Tuhan, demikian pula kita dapat menemukan kedamaian dan kebermaknaan dalam setiap anugerah yang diberikan-Nya, dan menamai setiap berkat sebagai bukti penyertaan-Nya dalam perjalanan hidup kita.