Dan Sikhem, anak Hamor, orang Hewi itu, pemerintah negeri itu, melihat dia, lalu ia mengambil dia dan berbaring dengan dia serta mengaum-aumi dia.
Peristiwa yang tercatat dalam Kejadian 34:6 menandai permulaan dari serangkaian kejadian tragis yang berdampak besar pada keluarga Yakub, khususnya putri satu-satunya, Dina. Ayat ini secara ringkas menggambarkan tindakan pemerkosaan yang dilakukan oleh Sikhem terhadap Dina, seorang gadis yang sedang mengunjungi putri-putri negeri itu. Kejadian ini bukan hanya merupakan pelanggaran berat terhadap martabat dan kehormatan seorang perempuan, tetapi juga menjadi pemicu kemarahan dan rencana balas dendam yang akan mengguncang kedua belah pihak.
Konteks historis dan budaya saat itu sangat menekankan pentingnya kehormatan keluarga dan kemurnian seorang wanita. Tindakan Sikhem, meskipun mungkin dilihat sebagai kejahatan pribadi, memiliki implikasi yang jauh lebih luas. Bagi Yakub dan anak-anak lelakinya, ini adalah aib yang tidak dapat diterima, sebuah serangan langsung terhadap integritas keluarga mereka di hadapan bangsa asing. Hamor, ayah Sikhem, yang juga seorang pemimpin, tampaknya menyadari keseriusan situasi ini, bukan hanya dari sisi moral tetapi juga potensi konflik yang lebih besar.
Ayat keenam ini singkat namun padat, tanpa menjelaskan detail-detail yang mengerikan. Namun, kata-kata "berbaring dengan dia serta mengaum-aumi dia" memberikan gambaran tentang kekerasan dan penolakan Dina terhadap apa yang terjadi padanya. Ini adalah momen ketika Dina menjadi korban, dan perlakuan ini menjadi luka yang mendalam, tidak hanya secara fisik tetapi juga emosional. Dampak trauma ini akan terasa dalam waktu yang lama, mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil oleh saudara-saudaranya.
Reaksi awal Sikhem setelah kejadian tersebut, sebagaimana digambarkan dalam ayat-ayat selanjutnya, adalah keinginan untuk menikahi Dina. Ini bisa diinterpretasikan sebagai pengakuan atas kesalahannya, atau mungkin upaya untuk menutupi aib yang telah terjadi, terutama dalam pandangan norma masyarakat pada masa itu. Namun, bagi saudara-saudara Dina, terutama Simeon dan Lewi, keinginan tersebut tidak cukup untuk menebus perbuatan Sikhem. Mereka melihatnya sebagai tindakan yang merendahkan martabat adik mereka dan keluarganya.
Kejadian 34:6 adalah pengingat akan kerapuhan manusia dan konsekuensi dari tindakan yang melanggar batas-batas moral dan etika. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana satu tindakan kejahatan dapat memicu rantai peristiwa yang lebih besar, melibatkan seluruh komunitas dan meninggalkan luka yang dalam. Kisah Dina ini sering kali menjadi bahan renungan tentang keadilan, pembalasan, dan harga yang harus dibayar atas pelanggaran yang terjadi. Peristiwa ini menjadi salah satu catatan penting dalam perjalanan spiritual dan historis umat pilihan.
Dalam studi Alkitab, kisah Dina ini juga sering kali dibahas dalam kaitannya dengan tema-tema seperti interaksi antara umat Tuhan dengan bangsa-bangsa lain, bahaya dari pengaruh dunia luar, serta pentingnya menjaga kekudusan dan identitas sebagai umat yang terpisah. Kejadian 34:6 hanyalah awal dari tragedi yang kompleks, yang pada akhirnya membawa perubahan signifikan bagi garis keturunan Yakub, dan memberikan pelajaran berharga tentang konsekuensi dari dosa dan ketidakadilan.