"Lalu mereka menyerahkan kepada Yakub segala berhala asing yang ada di tangan mereka dan anting-anting yang ada di telinga mereka. Dan Yakub menguburkannya di bawah pohon besar di dekat Sikhem."
Ayat yang terambil dari Kejadian 35:4 ini menandai momen penting dalam kisah Yakub dan keluarganya. Setelah mengalami banyak gejolak, penderitaan, dan perubahan dalam hidupnya, termasuk pertemuan yang mendalam dengan Allah di Betel, Yakub diperintahkan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Namun, sebelum ia melanjutkan perjalanannya, ada sebuah tindakan pembersihan spiritual yang krusial yang harus dilakukan.
Perintah untuk menyerahkan segala berhala asing dan anting-anting yang ada di tangan mereka menunjukkan bahwa selama ini, meskipun Yakub telah berinteraksi dengan Allah, keluarganya, atau mungkin juga Yakub sendiri, masih menyimpan sisa-sisa praktik penyembahan berhala. Anting-anting, dalam konteks budaya kuno, seringkali bukan sekadar perhiasan, tetapi juga bisa menjadi jimat atau tanda pengenal dewa-dewa tertentu. Tindakan ini adalah simbol pengabaian total terhadap segala bentuk penyembahan lain dan pengakuan bahwa hanya Allah Israel yang layak disembah.
Yakub tidak hanya mengumpulkan benda-benda tersebut, tetapi juga menguburkannya. Penguburan ini melambangkan penguburan masa lalu yang kelam, penolakan terhadap penyembahan berhala yang mungkin telah meresap dalam budaya mereka, dan komitmen baru untuk hidup dalam kesucian di hadapan Tuhan. Lokasi penguburan di bawah pohon besar di dekat Sikhem juga memiliki signifikansi. Pohon-pohon besar di zaman itu seringkali menjadi tempat pelaksanaan ibadah, baik yang benar maupun yang sesat. Dengan menguburkan berhala di sana, Yakub secara simbolis menyatakan bahwa tempat yang mungkin dulunya dikuasai oleh kesesatan, kini menjadi tempat penguburan kejahatan tersebut, membuka jalan bagi ibadah yang benar.
Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya pembersihan spiritual dalam perjalanan iman. Seringkali, dalam kehidupan kita, ada "berhala-berhala" tersembunyi – bisa berupa ambisi yang berlebihan, keterikatan materi, kebanggaan, atau kebiasaan buruk – yang menghalangi kita untuk memberikan seluruh hati kita kepada Allah. Perintah dalam Kejadian 35:4 adalah pengingat bahwa ketaatan yang sejati membutuhkan pengabaian terhadap segala sesuatu yang menghalangi kita untuk menyembah Tuhan dengan tulus dan sepenuh hati.
Ini adalah panggilan untuk introspeksi, untuk memeriksa hati kita dan menyingkirkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tindakan Yakub adalah contoh nyata dari perubahan hati yang membawa kepada penebusan dan pembaruan perjanjian dengan Allah. Dengan menyingkirkan berhala-berhala itu, Yakub dan keluarganya memperbaharui komitmen mereka untuk mengikuti Allah, membuka babak baru dalam sejarah keselamatan yang akan membawa kepada bangsa Israel.