Kejadian 35:7 - Peringatan dan Komitmen

"Dan ia mendirikan mezbah di sana, dan menyebut tempat itu El-Betel, karena di sana Allah telah menyatakan diri-Nya kepadanya, ketika ia melarikan diri dari Esau, saudaranya."

Konteks Sejarah dan Makna

Ayat ini merujuk pada peristiwa penting dalam kehidupan Yakub, seorang tokoh sentral dalam Kitab Kejadian. Setelah bertahun-tahun melayani Laban pamannya di Haran, Yakub memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, tanah Kanaan. Kepulangan ini bukanlah perjalanan yang mudah; ia membawa serta istri-istrinya, anak-anaknya, serta seluruh hartanya. Perjalanan ini penuh dengan ketidakpastian dan potensi bahaya, terutama mengingat permusuhannya yang masih membara dengan Esau, saudaranya yang pernah ia tipu demi hak kesulungan.

Pentingnya ayat ini terletak pada tindakan Yakub di tempat yang ia beri nama El-Betel. Kata "El" dalam bahasa Ibrani berarti "Allah," dan "Betel" berarti "rumah Allah." Jadi, El-Betel dapat diterjemahkan sebagai "Allah rumah Allah" atau "Allah dari rumah Allah." Penamaan ini bukanlah sesuatu yang baru bagi Yakub. Ia pernah mendapat pengalaman ilahi di Betel sebelumnya, ketika ia melarikan diri dari Esau dan bermimpi tentang tangga ke surga (Kejadian 28:10-22). Pengalaman kali ini, di tempat yang sama atau di dekatnya, mengukuhkan kembali hubungan dan perjanjian Allah dengannya.

Realitas Kehidupan dan Pengakuan Iman

Kejadian 35:7 secara implisit menunjukkan bahwa Yakub dan keluarganya menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan mereka. Meskipun Alkitab tidak merinci semua kesulitan yang mereka alami, konteks umumnya menunjukkan bahwa mereka harus melewati wilayah yang mungkin tidak ramah. Di tengah ketidakpastian dan ancaman, Yakub memilih untuk memusatkan perhatiannya pada Allah. Ia mendirikan mezbah, sebuah tindakan ibadah dan pengakuan, untuk menghormati Allah yang telah melindunginya dan membimbingnya.

Tindakan mendirikan mezbah ini merupakan sebuah peringatan. Bukan hanya peringatan bagi dirinya sendiri tentang kesetiaan Allah, tetapi juga sebuah pernyataan iman kepada orang-orang yang bersamanya. Ini adalah pengakuan publik bahwa Allah adalah sumber kekuatan dan keselamatan mereka. Dalam konteks pelariannya dari Esau, tindakan ini menjadi lebih signifikan. Seolah-olah Yakub berkata, "Meskipun aku mungkin dikejar atau menghadapi bahaya, aku tahu bahwa Allah bersamaku. Dialah yang telah memeliharaku sejauh ini, dan kepada-Nya aku berserah."

Pelayanan dan Pemulihan

Tuhan Yesus Kristus berbicara tentang pentingnya memiliki fondasi yang teguh dalam iman, seperti membangun rumah di atas batu karang. Kisah Yakub di El-Betel adalah contoh nyata dari prinsip ini. Di tengah kekacauan dan ketakutan, ia kembali kepada Allah, tempat perlindungannya. Tindakan ini membuka jalan bagi pemulihan dan peneguhan kembali perjanjian Allah dengan Yakub dan keturunannya, yang kelak akan menjadi bangsa Israel.

Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa iman yang sejati sering kali membutuhkan komitmen aktif. Mendirikan mezbah adalah tindakan nyata yang membutuhkan waktu, usaha, dan pengorbanan. Ini adalah penegasan dari janji-janji yang Yakub pernah ucapkan sebelumnya di Betel, bahwa jika Allah menyertainya, maka Allah akan menjadi Allahnya. El-Betel menjadi simbol pengakuan dan persembahan Yakub kepada Allah yang setia.

Simbol Allah

Ilustrasi: Simbol kesetiaan Ilahi

Kisah Yakub di El-Betel mengingatkan kita bahwa di tengah perjalanan hidup yang penuh dengan ujian dan ketidakpastian, pengakuan dan komitmen kita kepada Allah adalah fondasi yang tak tergoyahkan. Dengan mendirikan mezbah dan menamai tempat itu El-Betel, Yakub menegaskan kembali bahwa Allah adalah pusat dari segalanya, sumber kekuatan, perlindungan, dan kasih setia yang abadi.