Kejadian 37:21 - Sebuah Perintah yang Mengubah Takdir

"Tetapi Ruben mendengar hal itu, lalu ia menyelamatkan Yusuf dari tangan mereka, katanya: 'Janganlah kita membunuh dia.'"

Kisah Yusuf dalam Kitab Kejadian adalah salah satu narasi paling mendalam dan penuh pelajaran dalam Alkitab. Dari awal yang penuh kecemburuan dan pengkhianatan saudara-saudaranya, hingga puncak kejayaannya di Mesir, setiap peristiwa menawarkan wawasan tentang keadilan ilahi, pengampunan, dan rencana Tuhan yang lebih besar.

Titik balik krusial dalam kehidupan Yusuf terjadi ketika saudara-saudaranya berencana membunuhnya. Dipicu oleh rasa iri yang mendalam terhadap kasih sayang istimewa yang ditunjukkan ayah mereka, Yakub, kepada Yusuf, dan juga karena mimpi-mimpi Yusuf yang meramalkan superioritasnya di masa depan, para saudara bersekongkol untuk menyingkirkan adiknya. Dalam kegelapan hati dan pikiran mereka yang dipenuhi dendam, mereka menangkap Yusuf yang polos.

Namun, di tengah ancaman maut yang mengerikan itu, muncullah suara kenabian dan belas kasih dari Ruben, salah satu saudara tertua. Ayat Kejadian 37:21 mencatat seruan Ruben, "Tetapi Ruben mendengar hal itu, lalu ia menyelamatkan Yusuf dari tangan mereka, katanya: 'Janganlah kita membunuh dia.'" Kata-kata sederhana ini bukan sekadar intervensi taktis, melainkan sebuah momen penting yang menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi yang paling gelap, masih ada harapan untuk kebaikan.

Ruben, meskipun pada akhirnya tidak sepenuhnya mampu mencegah malapetaka yang lebih besar (karena Yusuf tetap dijual menjadi budak), berhasil mengalihkan niat pembunuhan langsung. Tindakan ini memberikan celah, sebuah kesempatan kedua, meskipun getir. Ini menunjukkan bagaimana satu suara yang berani, satu tindakan keberanian moral, dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam menahan kejahatan yang merajalela. Ini adalah pengingat bahwa kita dipanggil untuk menjadi agen kebaikan, bahkan ketika lingkungan sekitar kita cenderung pada kegelapan.

Kisah ini juga menyoroti kompleksitas hubungan keluarga. Kecemburuan dapat mengikis ikatan yang paling suci, namun ada pula potensi pemulihan dan pengampunan. Perjuangan batin Ruben, kemungkinan rasa bersalah yang ia rasakan, dan bagaimana ia berusaha memperbaiki keadaan (meskipun usahanya terbatas), menjadi pelajaran berharga bagi kita. Ia tidak sepenuhnya membiarkan kejahatan terjadi, melainkan mencoba untuk meminimalkan dampaknya. Ini adalah cerminan dari tanggung jawab moral yang kita miliki terhadap sesama, terutama dalam lingkaran terdekat kita.

Pada akhirnya, meskipun penjualan Yusuf menjadi budak adalah peristiwa yang menyakitkan dan penuh penderitaan, rencana Tuhan jauh melampaui niat jahat saudara-saudaranya. Kisah Kejadian 37:21 adalah awal dari perjalanan panjang yang akhirnya membawa Yusuf ke posisi yang memungkinkannya menyelamatkan keluarganya dari kelaparan yang melanda Kanaan. Ini adalah bukti bahwa bahkan dari niat terburuk, Tuhan dapat menarik kebaikan dan tujuan yang lebih besar, mengajarkan kita untuk memiliki harapan bahkan di masa-masa paling sulit.

!
Ilustrasi visual: Ruben mengintervensi, mencegah niat buruk terhadap Yusuf.