Kisah Yusuf adalah salah satu narasi yang paling menggugah dalam kitab Kejadian. Perjalanannya dari anak kesayangan yang diiri oleh saudara-saudaranya, diperbudak, difitnah, hingga akhirnya dipenjara, adalah serangkaian cobaan yang luar biasa. Namun, di tengah kegelapan dan keputusasaan, semangat dan kepercayaan Yusuf kepada Tuhan tidak pernah padam. Puncak dari kisah ujiannya adalah ketika ia menafsirkan mimpi raja Mesir, Firaun, yang membawa Firaun dari jurang kehancuran ke puncak kejayaan, dan Yusuf sendiri terangkat dari penjara menuju kedudukan tinggi. Ayat kunci dalam perjalanan ini, "Dan TUHAN telah membuat berhasil segala sesuatu yang ia kerjakan," dari Kejadian 41:13, menjadi penegasan ilahi atas peran Tuhan dalam setiap langkah hidup Yusuf.
Ketika Firaun mengalami mimpi yang mengganggunya, yaitu tujuh sapi gemuk keluar dari Sungai Nil dan kemudian diikuti oleh tujuh sapi kurus yang memakannya, serta tujuh bulir gandum yang tumbuh subur diikuti oleh tujuh bulir gandum yang kering dan melayu dimakan angin, ia menjadi sangat cemas. Para ahli sihir dan orang berhikmat di Mesir tidak mampu memberikan penjelasan. Dalam situasi keputusasaan ini, seorang juru minuman raja yang pernah dibebaskan oleh Yusuf teringat akan kemampuan luar biasa Yusuf dalam menafsirkan mimpi. Yusuf dipanggil dari penjara.
Tanpa ragu, Yusuf langsung mengaitkan mimpi Firaun dengan kendali Tuhan. Ia menyatakan bahwa kedua mimpi itu sebenarnya adalah satu. Tujuh sapi gemuk melambangkan tujuh tahun kelimpahan yang akan datang di seluruh Mesir, dan tujuh bulir gandum yang subur melambangkan periode yang sama. Sebaliknya, tujuh sapi kurus yang memakan sapi gemuk, dan tujuh bulir gandum yang kering, melambangkan tujuh tahun kelaparan yang akan mengikuti setelah masa kelimpahan tersebut, dan kelaparan itu akan sangat hebat. Ini adalah wahyu yang mengerikan, namun juga memberikan kesempatan untuk persiapan.
Respons Firaun terhadap penjelasan Yusuf sangatlah luar biasa. Alih-alih marah atau ketakutan mendengar ramalan buruk, Firaun justru terkesan dengan kebijaksanaan dan keberanian Yusuf. Ia mengakui bahwa "di dalam dia ada roh Allah." Dengan begitu, Firaun mengangkat Yusuf menjadi orang kedua di seluruh Mesir, memberinya kekuasaan untuk mengumpulkan makanan selama tujuh tahun kelimpahan dan menyimpannya untuk menghadapi tujuh tahun kelaparan yang akan datang.
Ayat Kejadian 41:13 ini menjadi pengingat penting bahwa di balik setiap peristiwa, baik yang tampaknya baik maupun buruk, ada rencana ilahi yang sedang bekerja. Bagi Yusuf, ini bukan sekadar kebetulan atau keberuntungan. Ini adalah bukti nyata dari kesetiaan Tuhan yang memampukan dan mengangkat hamba-Nya yang setia, bahkan dari situasi tergelap. Kisah ini mengajarkan kita untuk selalu menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan, karena Dialah yang memiliki kendali penuh atas segala sesuatu. Kualitas penafsiran Yusuf yang akurat dan nasihat bijaknya yang kemudian menyelamatkan Mesir dari bencana besar, adalah buah dari kedekatan dan ketaatannya kepada Tuhan.
Keberhasilan Yusuf dalam mengemban tugas monumental ini, yang berujung pada keselamatan bangsanya dan bahkan keluarganya yang kelak akan datang ke Mesir, menegaskan kembali kebenaran bahwa ketika Tuhan berfirman dan berjanji, Dia pasti akan menggenapinya. Kejadian 41:13 bukan hanya sebuah ayat, melainkan sebuah kesaksian kekal tentang kuasa, kebijaksanaan, dan kasih setia Tuhan yang tak terbatas.