P S

Keluaran 15:9 - Kemuliaan Kemenangan Ilahi

"Musuh berkata: Aku akan mengejar, aku akan menangkap, aku akan membagi-bagi jarahan; nafsu akan diriku akan merasa puas. Aku akan menghunus pedangku, tanganku akan membinasakan mereka."

Ayat dari kitab Keluaran pasal 15 ayat 9 ini menyajikan gambaran dramatis tentang keyakinan dan arogansi musuh yang berhadapan dengan kekuatan ilahi. Frasa "Aku akan mengejar, aku akan menangkap, aku akan membagi-bagi jarahan" mencerminkan kesombongan luar biasa dari pihak yang menentang. Mereka telah menyusun rencana, membayangkan kemenangan, dan bahkan sudah menghitung keuntungan materi yang akan mereka dapatkan. Ini adalah suara dari keangkuhan manusia yang meremehkan otoritas dan kuasa yang lebih besar.

Ungkapan "nafsu akan diriku akan merasa puas" menunjukkan egoisme yang mendalam. Bagi mereka, kemenangan bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang pemuasan diri, tentang pembuktian superioritas pribadi atas musuhnya. Pikiran mereka terfokus pada keinginan pribadi, pada pemenuhan hawa nafsu yang sering kali mendorong manusia pada tindakan yang tidak bermoral dan kejam. Dalam logika mereka, tidak ada kekuatan yang mampu menahan keinginan mereka yang berapi-api ini.

Lebih jauh lagi, ayat ini menyatakan, "Aku akan menghunus pedangku, tanganku akan membinasakan mereka." Ini adalah pernyataan kekerasan yang lugas. Pedang, sebagai simbol kekuatan militer dan alat kematian, siap digunakan untuk menghancurkan lawan. Tangan yang kuat digambarkan sebagai instrumen pemusnahan total. Semua ini disampaikan dengan nada percaya diri yang berlebihan, seolah-olah nasib para tawanan sudah pasti berada di tangan mereka, dan tidak ada kemungkinan lain selain kekalahan mutlak.

Namun, konteks yang lebih luas dari Keluaran 15 menceritakan kisah yang sangat berbeda. Setelah bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dan berhasil menyeberangi Laut Merah, lagu kemenangan dinyanyikan oleh Musa dan bani Israel. Di dalam lagu itulah, kata-kata arogansi musuh ini disajikan, bukan sebagai prediksi yang akan terjadi, melainkan sebagai bukti betapa besarnya kekuatan Allah yang telah menghancurkan mereka. Allah sendiri yang membinasakan musuh-musuh-Nya, bukan tangan manusia semata.

Jadi, ayat ini menjadi sebuah pengingat penting. Ia menunjukkan kontras tajam antara kesombongan manusia yang terbatas dan kemuliaan kuasa Allah yang tak terbatas. Ketika manusia terlalu percaya diri pada kemampuan dan kekuatan mereka sendiri, sering kali mereka melupakan bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi yang mengendalikan segalanya. Allah menunjukkan bahwa rencana dan kesombongan manusia, sekecil apapun itu, akan tunduk pada kehendak ilahi. Kemenangan yang dibicarakan oleh musuh itu, pada kenyataannya, adalah awal dari kehancuran mereka. Ini adalah ajaran tentang kerendahan hati, pengakuan akan keterbatasan diri, dan keyakinan pada campur tangan ilahi dalam segala aspek kehidupan. Keluaran 15:9 bukan sekadar narasi tentang kekalahan musuh, tetapi juga deklarasi kemenangan Allah yang tak tertandingi.