Kisah yang tercatat dalam Kitab Kejadian pasal 41 ini merupakan salah satu momen paling krusial dalam perjalanan Yusuf di Mesir. Firaun, penguasa Mesir yang perkasa, dihantui oleh dua mimpi yang sama-sama mengganggu dan sulit dipahami. Salah satu mimpi tersebut melibatkan tujuh ekor lembu yang keluar dari sungai Nil.
Ayat 41:24 secara spesifik menggambarkan:
"Dan lihatlah, datanglah dari sungai tujuh ekor lembu, gemuk-gemuk dan gemuk-gemuk badannya; mereka merumput di rawa-rawa."
Deskripsi ini menekankan kesehatan dan kemakmuran lembu-lembu tersebut. Kata "gemuk-gemuk" diulang dua kali, menunjukkan betapa melimpahnya ternak ini dan betapa suburnya sungai Nil saat itu. Mereka merumput dengan tenang di rawa-rawa, sebuah pemandangan yang lazim namun dalam konteks mimpi Firaun, menjadi sumber kegelisahan.
Mimpi ini bukanlah kejadian acak. Dalam budaya kuno, mimpi seringkali dianggap sebagai pesan dari ilahi atau petunjuk mengenai masa depan. Firaun, sebagai pemimpin yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya, merasa sangat tertekan karena tidak ada seorang pun di Mesir yang mampu menafsirkan makna di balik penglihatannya yang aneh ini. Kegelisahan Firaun semakin memuncak ketika mimpi yang kedua datang, yang menggambarkan tujuh tangkai gandum yang tumbuh subur, diikuti oleh tujuh tangkai yang kurus dan terbakar angin timur.
Setelah berhari-hari dalam kebingungan, seorang hamba Firaun teringat akan seorang pemuda Ibrani bernama Yusuf. Yusuf sebelumnya telah menunjukkan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi para pejabat istana saat ia masih berada di penjara. Akhirnya, Yusuf dipanggil menghadap Firaun.
Ketika Firaun menceritakan kedua mimpinya, Yusuf dengan jelas menyatakan bahwa mimpinya bukanlah tentang kebetulan, melainkan sebuah wahyu dari Allah mengenai apa yang akan terjadi di Mesir. Yusuf menjelaskan bahwa tujuh ekor lembu yang gemuk mewakili tujuh tahun kelimpahan yang akan datang di seluruh tanah Mesir. Sungai Nil, sumber kehidupan Mesir, akan meluap dan memberikan kesuburan luar biasa selama periode tersebut, menghasilkan panen yang melimpah ruah.
Mimpi ini, sebagaimana ditafsirkan oleh Yusuf, membawa pesan penting tentang siklus alam dan keharusan persiapan. Tujuh tahun kelimpahan akan diikuti oleh tujuh tahun kekeringan dan kelaparan yang hebat. Tujuh lembu gemuk adalah pertanda baik, tetapi kebalikannya, tujuh tangkai gandum yang kurus, menjadi peringatan keras akan masa-masa sulit yang akan datang. Keberadaan lembu-lembu gemuk dan sehat di awal mimpi juga bisa diartikan sebagai kemakmuran yang akan segera berakhir, menyoroti kontras dengan apa yang akan datang.
Melalui tafsir Yusuf, Firaun memahami bahwa mimpi itu adalah peringatan agar ia dan rakyatnya bersiap menghadapi tantangan masa depan. Perintah Firaun kepada Yusuf untuk mengelola persediaan makanan selama masa kelimpahan, dengan tujuan untuk menghadapi masa kekeringan yang akan datang, merupakan buah langsung dari pemahaman akan makna mimpi ini. Kejadian 41:24, dengan deskripsi lembu-lembu yang gemuk dari sungai, menjadi titik awal pengenalan akan ramalan tujuh tahun kelimpahan yang kemudian mengarah pada strategi yang menyelamatkan Mesir dari kelaparan.