"Biarlah Firaun bertindak dan menunjuk orang-orang untuk mengangkat wakil-wakil di seluruh tanah Mesir dan mengambil seperlima dari hasil tanah Mesir dalam tujuh tahun kelimpahan."
Ilustrasi: Penyimpanan bijak dan masa depan yang makmur.
Firman Tuhan dalam Kejadian 41:34 bukan sekadar sebuah narasi kuno tentang pengelolaan sumber daya. Ayat ini, yang muncul dari mimpi Firaun dan penafsiran yang diberikan oleh Yusuf, memuat pelajaran yang mendalam dan relevan bagi kehidupan kita hari ini. Ketika Mesir menghadapi tujuh tahun kelimpahan yang luar biasa, diikuti oleh tujuh tahun kelaparan yang hebat, Tuhan melalui Yusuf memberikan sebuah strategi ilahi untuk menghadapi tantangan tersebut. Strategi ini menekankan pentingnya penyimpanan dan perencanaan yang matang.
Perintah Firaun, yang diilhami oleh hikmat ilahi yang diterima Yusuf, adalah untuk mengumpulkan seperlima dari hasil panen selama tujuh tahun kelimpahan. Ini adalah tindakan presisi dan visi jangka panjang. Bayangkan, bukan sekadar mengumpulkan sedikit, tetapi sengaja menetapkan persentase yang signifikan untuk disimpan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya peduli pada kebutuhan saat ini, tetapi juga pada keberlangsungan dan keamanan di masa mendatang. Kelimpahan yang diberikan bukanlah untuk dihabiskan begitu saja, melainkan sebagai kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi masa-masa sulit yang pasti akan datang.
Dalam konteks spiritual, ayat Kejadian 41:34 mengajarkan kita tentang pentingnya mengelola berkat-berkat rohani dan materi yang Tuhan percayakan kepada kita. Sama seperti Mesir mengumpulkan gandum, kita dipanggil untuk "mengumpulkan" atau memelihara iman kita, ketaatan kita kepada Tuhan, dan persepuluhan serta persembahan kita sebagai bentuk syukur dan dukungan terhadap pekerjaan-Nya. Masa kelimpahan dalam kehidupan rohani kita—saat-saat di mana kita merasa dekat dengan Tuhan, penuh sukacita, dan diberkati dalam pelayanan—adalah waktu yang tepat untuk memperkuat fondasi iman kita, menimba hikmat dari Firman-Nya, dan menabur bagi Kerajaan-Nya.
Perencanaan yang cerdas ini bukan hanya tentang mengumpulkan sumber daya fisik. Ini juga tentang membangun ketahanan spiritual. Tujuh tahun kelaparan di Mesir bukan hanya kelaparan fisik, tetapi juga bisa melambangkan masa-masa sulit dalam kehidupan: masa-masa keraguan, pencobaan, kekecewaan, atau bahkan masa-masa di mana kita merasa jauh dari hadirat Tuhan. Persiapan yang dilakukan selama masa kelimpahan adalah jangkar yang akan menahan mereka ketika badai datang. Demikian pula, ketika kita giat mempelajari Alkitab, berdoa, dan bersekutu dengan orang percaya di masa-masa baik, kita sedang membangun "cadangan" spiritual yang akan menopang kita ketika kita menghadapi kesulitan.
Kisah Yusuf dan Firaun memberikan gambaran yang jelas: kepemimpinan yang bijak, visi ke depan, dan tindakan nyata adalah kunci untuk melewati masa-masa sulit. Ayat Kejadian 41:34 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Tuhan yang memberikan kelimpahan, tetapi Dia juga mengajarkan kita kebijaksanaan untuk mengelola berkat-Nya. Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dalam ayat ini dapat membawa kita pada kehidupan yang lebih stabil, aman, dan diberkati, baik secara materi maupun spiritual, memungkinkan kita untuk tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah tantangan apa pun yang datang.