Lalu pulanglah mereka dari Mesir dan sampai di tanah Kanaan kepada ayah mereka, Yakub.
Kisah yang terangkum dalam Kejadian 45:25 menandai sebuah titik balik monumental dalam narasi keluarga Yakub. Setelah bertahun-tahun berduka karena mengira Yusuf telah tewas, Yakub dan seluruh keluarganya akhirnya menerima kabar gembira yang tak terduga. Mereka diperintahkan oleh Yusuf, yang kini telah menjadi penguasa di Mesir, untuk segera pindah dan menetap di sana. Perintah ini datang setelah Yusuf mengungkapkan identitasnya kepada saudara-saudaranya, sebuah momen dramatis yang dipenuhi air mata, pengampunan, dan rekonsiliasi.
Ayat ini bukan sekadar catatan geografis kepulangan, melainkan puncak dari sebuah perjalanan emosional yang panjang. Bayangkan perasaan Yakub, seorang ayah tua yang diliputi kesedihan mendalam atas kehilangan putra kesayangannya, Yusuf. Duka itu begitu pekat hingga menutupi pandangannya terhadap kenyataan yang sebenarnya. Bertahun-tahun lamanya, ia hidup dalam keputusasaan, sementara di sisi lain, Yusuf menjalani hidupnya yang penuh cobaan, dari dijual sebagai budak hingga dipenjara, namun tetap berpegang teguh pada imannya dan hikmat Tuhan.
Ketika kabar bahwa Yusuf masih hidup dan bahkan memegang posisi penting di Mesir akhirnya sampai ke telinga Yakub, tentu saja ia membutuhkan bukti. Perintah untuk datang ke Mesir membawa serta kereta-kereta yang disediakan oleh Firaun menjadi bukti konkret yang tak terbantahkan. Kegembiraan yang meluap dan kelegaan yang luar biasa pasti memenuhi hati Yakub dan seluruh keluarganya. Kematian yang mereka sangka telah merenggut Yusuf ternyata hanyalah sebuah episode panjang yang dipenuhi rancangan Tuhan yang lebih besar.
Kepulangan ini bukanlah sekadar kembalinya sebuah keluarga, tetapi juga realisasi dari janji Tuhan. Yakub, yang dikenal sebagai Israel, memiliki keturunan yang akan menjadi bangsa besar. Pemindahan mereka ke Mesir menjadi awal dari periode pengasingan yang akan membentuk mereka menjadi sebuah bangsa di bawah perlindungan Tuhan, sebelum akhirnya mereka dibawa keluar dari Mesir oleh Musa.
Dalam konteks ini, Kejadian 45:25 adalah sebuah titik terang yang menyinari kegelapan kesedihan. Ia berbicara tentang kekuatan pengampunan, kebesaran rencana Tuhan yang seringkali tidak kita pahami pada saat itu, dan sukacita yang datang setelah masa-masa sulit. Perjalanan mereka dari Kanaan ke Mesir, dan kini kembalinya mereka untuk memulai babak baru, menunjukkan bahwa Tuhan selalu bekerja di balik setiap peristiwa, membentuk karakter dan menyiapkan umat-Nya untuk masa depan.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa di tengah penderitaan dan kehilangan, harapan tidak pernah padam. Tuhan memiliki rencana yang lebih luas dari sekadar apa yang kita lihat. Seperti Yakub yang akhirnya menemukan kembali putranya dan mengalami pemulihan, kita pun dapat percaya bahwa Tuhan akan membawa kita melalui badai menuju sukacita dan penyelesaian yang Ia janjikan. Kepulangan yang dicatat dalam ayat ini adalah simbol dari kepulangan spiritual yang lebih besar, yaitu ketika kita kembali kepada Tuhan, menemukan kedamaian, dan menyadari rencana-Nya yang sempurna dalam hidup kita.