2 Raja-raja 6:21

"Dan ketika raja Israel melihat mereka, katanya: "Apakah akan kubunuh mereka, saudaraku?"

Simbol Peringatan dan Perlindungan

Kisah Mukjizat di Depan Mata

Kisah yang tertulis dalam 2 raja raja 6 21 ini merupakan salah satu momen paling dramatis dan penuh pelajaran dalam Perjanjian Lama. Ayat ini berbicara tentang keputusasaan yang mendalam yang dialami oleh Nabi Elisa dan raja Israel, ketika mereka dikepung oleh pasukan Aram. Di tengah ancaman yang tampak tak terhindarkan, mukjizat justru terbentang di depan mata. Raja Aram telah mengirim pasukan besar untuk menangkap Elisa, karena sang nabi terus menerus membocorkan rencana perang mereka kepada raja Israel. Bayangkan betapa mengerikannya situasi ini. Pasukan musuh mengelilingi kota Dothan, tempat Elisa dan pelayannya berada. Siang hari, mata pelayan Elisa melihat keberadaan musuh yang begitu banyak. Ia ketakutan dan bertanya pada Elisa, "Celakalah tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?"

Namun, jawaban Elisa sungguh luar biasa dan penuh iman. Ia berkata, "Janganlah takut, sebab lebih banyak mereka yang menyertai kita daripada mereka yang menyertai mereka." Jawaban ini tentu terdengar aneh dan tidak masuk akal bagi pelayan yang hanya bisa melihat ancaman fisik. Tapi Elisa bukan orang biasa. Ia melihat dengan mata rohani. Ia berdoa kepada Tuhan, "Ya TUHAN: Bukakanlah kiranya matanya, supaya ia melihat." Dan seketika itu, mata pelayan Elisa dibukakan, dan ia melihat bahwa bukit itu penuh dengan kuda dan kereta berapi di sekeliling Elisa. Gambaran ini adalah gambaran perlindungan ilahi yang luar biasa, malaikat-malaikat Tuhan yang siap membela hamba-Nya.

Transformasi dari Ketakutan menjadi Kasih

Setelah itu, pasukan Aram turun menyerang Elisa. Namun, Elisa kembali berdoa, "Butakanlah kiranya orang-orang ini." Seketika itu juga, mata mereka dibutakan. Mereka tidak bisa melihat siapa pun. Di sinilah ayat 2 raja raja 6 21 masuk. Elisa kemudian memimpin mereka ke Samaria, menghadap raja Israel. Bayangkan ketegangan saat itu. Pasukan musuh yang tadinya mengancam kini berada dalam genggaman raja Israel, dalam keadaan buta. Raja Israel melihat musuhnya yang kini tak berdaya. Pertanyaan yang muncul di benaknya adalah: apakah akan membunuh mereka semua? Ini adalah titik kritis. Musuh yang tadinya ingin membunuhnya, kini berada di depannya, siap untuk dibalas dendam.

Namun, Elisa kembali menunjukkan kebijaksanaan ilahi. Ia berkata kepada raja Israel, "Janganlah kaubunuh mereka. Apakah engkau akan membunuh orang-orang yang telah kauambil sebagai tawanangenganak dengan pedang dan panahmu? Berikanlah roti dan air kepada mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulanglah kepada tuan mereka." Raja Israel pun menuruti perkataan Elisa. Ia menyediakan hidangan besar untuk mereka, dan setelah mereka makan dan minum, mereka dipulangkan kepada raja Aram. Hasilnya sungguh luar biasa. Peristiwa ini membuat pasukan Aram berhenti melakukan serangan ke wilayah Israel untuk sementara waktu, karena mereka telah diperlakukan dengan belas kasih yang tak terduga. Kisah ini mengajarkan kita bahwa kekuatan sejati tidak selalu terletak pada kekerasan atau balas dendam, tetapi pada belas kasih, kebijaksanaan, dan kepercayaan pada intervensi ilahi. Bahkan dalam situasi yang paling mengancam sekalipun, Tuhan dapat bekerja untuk memberikan perlindungan dan mengubah keadaan menjadi sesuatu yang menguntungkan. Penting untuk selalu mencari hikmat Tuhan, bahkan ketika kita merasa terpojok. Iman Elisa yang teguh dan tindakannya yang penuh kasih menjadi teladan bagi kita untuk menghadapi kesulitan hidup.