"Lalu bangsa Israel menetap di tanah Gosyen di Mesir; mereka mengambil hak milik di sana, beranak-cucu dan berlipat ganda."
Ayat Kejadian 46:6 menggambarkan momen krusial dalam sejarah bangsa Israel: perpindahan besar-besaran dari tanah Kanaan menuju Mesir. Peristiwa ini terjadi atas perintah langsung Allah kepada Yakub (yang juga disebut Israel), ayah dari 12 suku Israel. Setelah bertahun-tahun mengalami kelaparan hebat di Kanaan, dan dengan adanya Josef, putra kesayangannya yang telah menjadi pejabat tinggi di Mesir, Yakub dan seluruh keluarganya, yang berjumlah 70 jiwa, diperintahkan untuk pindah ke Mesir.
Firman Tuhan kepada Yakub dalam ayat ini bukan sekadar sebuah petunjuk geografis, melainkan sebuah janji dan fondasi bagi pertumbuhan bangsa yang akan datang. Allah secara eksplisit menunjukkan tempat di mana mereka akan menetap: "tanah Gosyen". Tanah Gosyen dikenal sebagai wilayah yang subur, terletak di bagian timur laut Mesir, di lembah Sungai Nil. Wilayah ini sangat cocok untuk penggembalaan ternak, profesi utama bangsa Israel pada masa itu. Dengan menetap di sana, mereka mendapatkan perlindungan dan sumber daya yang memadai untuk bertahan hidup dan berkembang.
Implikasi dari perpindahan ini sangatlah mendalam. Di tanah Gosyen, bangsa Israel bukan hanya bertahan hidup, tetapi mereka diberikan kesempatan untuk beranak-cucu dan berlipat ganda. Ini adalah permulaan dari visi Allah untuk menjadikan keturunan Abraham sebagai bangsa yang besar, sebanyak bintang di langit dan pasir di tepi laut. Kondisi yang relatif aman dan kemakmuran di Mesir, terutama di tanah Gosyen yang terpisah dari pusat pemerintahan Mesir, memungkinkan mereka untuk tumbuh pesat secara populasi selama ratusan tahun.
Kisah ini bukan hanya tentang migrasi fisik, tetapi juga tentang pemeliharaan ilahi. Allah mengatur segala sesuatu agar umat-Nya dapat selamat dari bencana kelaparan dan sekaligus menjadi cikal bakal sebuah bangsa yang akan memiliki peran penting dalam rencana keselamatan-Nya. Penggunaan frasa "mengambil hak milik di sana" menunjukkan bahwa mereka diberikan status dan kesempatan untuk membangun kehidupan yang permanen, bukan sekadar pengungsi sementara. Ini menjadi dasar bagi identitas dan keberadaan mereka di tanah Mesir, meskipun pada akhirnya akan membawa mereka pada masa perbudakan sebelum pembebasan oleh Musa.
Kejadian 46:6 mengingatkan kita tentang kesetiaan Allah pada janji-Nya kepada nenek moyang bangsa Israel. Ia menjaga mereka, menuntun mereka ke tempat yang aman, dan memberkati mereka untuk bertumbuh. Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya ketaatan pada perintah ilahi dan kepercayaan bahwa Allah memiliki rencana besar di balik setiap peristiwa, bahkan yang tampak sulit sekalipun. Tanah Gosyen menjadi tempat berkat, tempat pertumbuhan, dan tempat di mana benih bangsa Israel mulai ditanam secara masif.