Yakub membawa serta anak-anaknya laki-laki dan anak-anaknya perempuan, cucu-cucunya laki-laki dan cucu-cucunya perempuan, dan seluruh keluarganya, ke Mesir.
Ayat Kejadian 46:7 mencatat momen krusial dalam narasi Alkitab: kepindahan Yakub dan seluruh keluarganya ke Mesir. Peristiwa ini bukan sekadar perpindahan geografis, melainkan sebuah langkah besar yang digariskan oleh Allah untuk kelangsungan keturunan-Nya. Setelah mengalami kelaparan hebat di tanah Kanaan, dan dengan jaminan dari Yusuf yang ternyata masih hidup dan berkuasa di Mesir, Yakub bersama seluruh garis keturunannya memutuskan untuk berpindah.
Keputusan untuk pindah ke Mesir tidak datang begitu saja. Ada kekhawatiran dan ketidakpastian, namun juga ada janji perlindungan dan pemeliharaan dari Allah. Yakub sendiri, di dalam Kejadian 46:3-4, menerima firman langsung dari Allah: "Janganlah takut turun ke Mesir, sebab di sana Aku akan menjadikan engkau bangsa yang besar. Aku sendiri akan menyertai engkau turun ke Mesir, dan Aku sendiri akan membawa engkau pulang kembali, dan tangan Yusuf akan menghantar engkau ke matamu." Janji ini menjadi jangkar spiritual bagi Yakub dan seluruh keluarganya, meyakinkan mereka bahwa meskipun berpindah, mereka tetap berada dalam pemeliharaan ilahi.
Kejadian 46:7 menggambarkan skala keluarga Yakub yang sangat besar pada saat itu. Mereka datang sebagai sebuah 'keluarga', namun Allah memiliki rencana yang lebih besar lagi: menjadikan mereka 'bangsa yang besar'. Mesir, pada masa itu, adalah pusat peradaban dan sumber daya yang melimpah. Perpindahan ini memungkinkan mereka untuk berkembang biak dan bertumbuh dalam jumlah yang signifikan di bawah perlindungan Firaun, yang sebelumnya adalah bawahan Yusuf.
Namun, perjalanan ini juga menandai dimulainya periode di mana umat pilihan Allah akan hidup sebagai orang asing di negeri orang lain. Periode ini akan berlangsung selama ratusan tahun, di mana mereka akan mengalami penindasan, tetapi juga akan dibentuk dan dimurnikan oleh Allah. Kisah ini menekankan pentingnya kepercayaan kepada janji Allah, bahkan ketika keadaan tampak sulit atau tidak pasti. Yakub memilih untuk menaati firman Allah dan mengandalkan penyertaan-Nya, sebuah teladan iman yang kuat bagi setiap generasi.
Peristiwa yang tercatat dalam Kejadian 46:7 memiliki banyak lapisan makna. Ini adalah kisah tentang keluarga, iman, janji Allah, dan rencana-Nya yang luar biasa. Perjalanan Yakub ke Mesir adalah permulaan dari eksodus masa depan yang akan membebaskan keturunannya dari perbudakan. Ini menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui peristiwa-peristiwa duniawi untuk mencapai tujuan kekal-Nya.
Bagi kita hari ini, kisah ini mengingatkan bahwa hidup seringkali penuh dengan perubahan dan tantangan. Namun, seperti Yakub, kita dipanggil untuk mempercayai bahwa Allah selalu menyertai kita. Melalui ayat-ayat seperti Kejadian 46:7, kita belajar bahwa di tengah ketidakpastian, ada kepastian dalam janji dan penyertaan Allah. Ia bukan hanya memelihara keluarga Yakub, tetapi Ia juga telah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan kita.
Seluruh keluarga Yakub, termasuk anak-anaknya, cucu-cucunya, dan seluruh keturunannya, kini memulai babak baru kehidupan mereka di tanah Mesir. Ini adalah janji yang terus berlanjut, sebuah bukti bahwa bahkan dalam perpindahan atau kesulitan, Allah memiliki rencana keselamatan yang abadi bagi umat-Nya. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah yang tak terlupakan dalam perjalanan umat pilihan Allah menuju tujuan akhir-Nya.
Ingatlah selalu bahwa perjalanan iman seringkali membawa kita ke tempat-tempat yang tidak terduga, tetapi selama kita tetap setia pada pimpinan-Nya, penyertaan-Nya akan selalu bersama kita, seperti yang Ia janjikan kepada Yakub.