Nubuat Yakub kepada keturunannya di akhir hidupnya merupakan bagian penting dari Kitab Kejadian. Pasal 49 mencatat berkat dan peringatan yang diberikan Yakub kepada kedua belas anaknya, yang kemudian menjadi suku-suku bangsa Israel. Ayat 17 memberikan gambaran spesifik tentang suku Benyamin, yang seringkali dihubungkan dengan ciri-ciri yang mencolok.
Pernyataan bahwa "Jadilah Benyamin seperti serigala yang menerkam; pagi-pagi ia melahap mangsanya dan pada waktu senja ia membagi-bagi rampasannya" mengandung makna ganda. Di satu sisi, ini bisa diartikan sebagai gambaran keberanian, kekuatan, dan ketangguhan. Serigala dikenal sebagai pemburu yang efisien, mampu mendapatkan apa yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Bagi suku Benyamin, ini bisa menjadi janji perlindungan dan kemampuan untuk mengamankan masa depan mereka, bahkan di masa-masa sulit.
Metafora serigala yang menerkam juga bisa mengindikasikan sifat yang agresif atau sangat kompetitif. Di tengah persaingan dan tantangan yang mungkin dihadapi oleh suku-suku lain, Benyamin digambarkan memiliki kemampuan untuk unggul. Kemampuan untuk "melahap mangsanya" di pagi hari dan "membagi-bagi rampasannya" di senja hari menunjukkan efisiensi dan kepastian dalam memperoleh hasil. Ini bisa berarti kesuksesan dalam perang, dalam membangun komunitas, atau dalam meraih sumber daya.
Meskipun ayat ini sering dibaca sebagai gambaran positif tentang kekuatan, penting untuk diingat bahwa nubuat Yakub tidak selalu tanpa peringatan. Sifat serigala bisa memiliki konotasi negatif jika tidak dikelola dengan bijak. Kekuatan yang berlebihan tanpa kendali bisa mengarah pada kekerasan atau keserakahan. Sejarah kemudian menunjukkan bahwa suku Benyamin pernah terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang tragis, seperti kejahatan di Gibea yang tercatat dalam Kitab Hakim-hakim. Namun, dari suku Benyamin pula muncul tokoh-tokoh penting dalam sejarah Israel, yang paling terkenal adalah Rasul Paulus (dahulu Saulus dari Tarsus) yang memiliki semangat juang tinggi dalam menyebarkan Injil.
Ayat ini menjadi pengingat bagi kita bahwa kekuatan dan keberanian adalah anugerah, tetapi bagaimana kita menggunakan anugerah tersebut sangat menentukan dampaknya. Sifat seperti serigala yang sigap dan efektif bisa menjadi berkat jika diarahkan pada kebaikan, keadilan, dan pemenuhan kebutuhan secara bertanggung jawab. Sebaliknya, tanpa hikmat dan kendali diri, sifat tersebut bisa menjadi bencana.
Melalui nubuat yang dinamis ini, kita diajak untuk merenungkan bagaimana karakteristik yang diberikan kepada Benyamin dapat diinterpretasikan dalam berbagai konteks. Ini adalah bagian dari narasi yang lebih besar tentang perjalanan umat pilihan Tuhan, yang penuh dengan kelebihan dan kekurangan, tetapi selalu berada di bawah rencana ilahi yang pada akhirnya membawa pengharapan.
Pelajari lebih lanjut tentang kisah suku-suku Israel di Kejadian Pasal 49.