Kejadian 5:18

"Dan Yared hidup seratus enam puluh dua tahun, lalu memperanakkan Henokh."

Kisah Henokh: Berjalan Bersama Allah dan Janji Kehidupan Kekal

Kitab Kejadian, khususnya pasal 5, menyajikan garis keturunan yang dimulai dari Adam hingga Nuh. Di tengah silsilah panjang yang mencatat usia dan keturunan para leluhur manusia pertama, terdapat sebuah nama yang menonjol: Henokh. Kejadian 5:18 menjadi titik awal pengenalan kita pada sosok ayah Henokh, Yared, yang melahirkan seorang putra istimewa. Frasa "lalu memperanakkan Henokh" mungkin terdengar sederhana, namun nama Henokh sendiri membawa makna yang dalam dan kisah yang luar biasa yang membedakannya dari banyak tokoh lain dalam daftar tersebut.

Kisah Henokh lebih dari sekadar sebuah silsilah. Alkitab mencatat dalam Kejadian 5:21-24 bahwa "Henokh hidup enam puluh lima tahun, lalu memperanakkan Metusalah. Setelah memperanakkan Metusalah, Henokh hidup bergaul dengan Allah selama tiga ratus tahun dan memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan. Jadi seluruh umur Henokh adalah tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, karena Allah mengambilnya." Pernyataan "berjalan bersama Allah" atau "bergaul dengan Allah" adalah inti dari spiritualitas Henokh. Ini bukan sekadar kehidupan yang saleh secara pasif, melainkan sebuah relasi yang aktif, intim, dan terus-menerus dengan Sang Pencipta. Dalam dunia yang semakin menjauh dari Allah, Henokh menunjukkan bahwa keintiman dengan Tuhan adalah sebuah pilihan yang mungkin dan sangat berharga.

Simbol hubungan manusia dengan Tuhan yang harmonis

Kehidupan Henokh yang luar biasa tidak berakhir dengan kematian alami. Sebaliknya, ia mengalami sesuatu yang unik dalam sejarah manusia: ia diangkat langsung oleh Allah. Ayat yang menyatakan, "lalu ia tidak ada lagi, karena Allah mengambilnya," memberikan gambaran tentang transisi yang mulia. Ini adalah sebuah kesaksian tentang kesalehan yang begitu mendalam sehingga Allah memilih untuk tidak membiarkannya mengalami kematian seperti kebanyakan manusia. Ini juga menjadi janji awal bagi umat manusia, bahwa ada kehidupan setelah kematian, sebuah kehidupan bersama Allah bagi mereka yang berjalan setia di jalan-Nya.

Metusalah, putra Henokh yang disebutkan dalam silsilah, kemudian menjadi manusia tertua yang tercatat dalam Alkitab, hidup selama 969 tahun (Kejadian 5:27). Ini menunjukkan bahwa keturunan Henokh juga diberkati dengan umur panjang yang luar biasa. Namun, umur panjang itu sendiri bukanlah inti dari keistimewaan Henokh. Keistimewaannya terletak pada kualitas hubungannya dengan Allah. Ia hidup di masa sebelum Air Bah, di mana kejahatan manusia semakin meluas. Di tengah situasi seperti itu, Henokh memilih untuk tetap teguh dalam imannya, menjadi teladan bagi generasi-generasinya dan memberikan bukti nyata tentang keberadaan dan kebaikan Allah. Kisah Henokh, yang dimulai dari sebuah kelahiran sederhana seperti yang ditunjukkan dalam Kejadian 5:18, berkembang menjadi narasi tentang kesetiaan, hubungan yang mendalam dengan Tuhan, dan janji kehidupan kekal.