Kitab Kejadian sering kali memuat daftar silsilah yang panjang. Sekilas, angka-angka dan nama-nama tersebut mungkin tampak monoton, namun di dalamnya tersimpan makna yang mendalam bagi pemahaman iman dan sejarah keselamatan. Ayat Kejadian 5:9, yang menyebutkan tentang Enos, anak dari Set, merupakan bagian dari rangkaian silsilah yang dimulai dari Adam hingga Nuh.
Fokus pada silsilah ini bukan sekadar pencatatan historis. Ini adalah bukti dari rencana Tuhan yang berkelanjutan untuk menebus umat manusia. Setiap generasi yang tercatat mewakili langkah demi langkah dalam narasi ilahi, menunjukkan bagaimana kehidupan terus berlanjut meskipun ada kegagalan dan dosa. Pencatatan usia panjang para leluhur ini juga menekankan kekuatan hidup yang diberikan Tuhan, dan bagaimana hidup itu sendiri adalah anugerah yang harus dihargai dan dijalani sesuai kehendak-Nya.
Walaupun ayat 5:9 secara spesifik menyebutkan kelahiran seorang anak oleh Lamekh, dalam konteks pasal 5 Kejadian, sosok Enos menjadi titik penting yang disebutkan sebelumnya di ayat 5:6. "Sesudah Set hidup seratus lima tahun, ia memperanakkan Enos." Dan di ayat 5:7, setelah Enos dilahirkan, "Sesudah Enos dilahirkan, Set hidup delapan ratus tujuh tahun dan memperanakkan yang lain." Namun, yang paling signifikan tentang Enos datang pada ayat 5:10: "Sesudah Enos dilahirkan, Kenan hidup delapan ratus empat belas tahun dan memperanakkan yang lain." Lalu apa yang penting dari Enos? Perhatikan Kejadian 4:26: "Juga kepada Set, anak itu, lahir seorang anak laki-laki, yang kepadanya diberi nama Enos. Pada waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN."
Momen ini sangat krusial. Di tengah meningkatnya kejahatan dan pemberontakan manusia, muncul satu generasi yang secara sadar mulai "memanggil nama TUHAN". Ini menandakan adanya sebuah kebangunan rohani, sebuah pengakuan akan keberadaan dan kedaulatan Sang Pencipta. Silsilah yang tercatat di pasal 5 Kejadian bukan hanya tentang garis keturunan biologis, tetapi juga tentang garis keturunan iman. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan dalam kegelapan yang paling pekat sekalipun, selalu ada benih kebaikan dan pengabdian yang terus bertumbuh.
Kejadian 5:9, meskipun terkesan ringkas, adalah bagian dari permadani yang lebih besar yang menggambarkan ketekunan rencana Tuhan. Kehidupan yang panjang, kelahiran anak, dan kelanjutan generasi adalah lambang kesetiaan Tuhan yang tidak pernah berhenti. Bagi kita saat ini, silsilah ini mengingatkan bahwa kita adalah bagian dari rantai panjang orang-orang yang telah berjalan di hadapan Tuhan. Kita dipanggil untuk meneruskan warisan iman, untuk hidup berkenan kepada-Nya, dan untuk terus memanggil nama-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.
Memahami silsilah di Kejadian adalah memahami bagaimana Tuhan bekerja melalui sejarah manusia. Ia menjaga janji-Nya, Ia menanamkan harapan, dan Ia terus membangun kerajaan-Nya dari generasi ke generasi. Silsilah ini adalah bukti visual dari kesabaran dan kasih karunia Tuhan yang tak terbatas, yang mengarah pada pemenuhan rencana keselamatan-Nya.