"Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: 'Ulurkanlah tanganmu ke langit, maka akan turun gelap gulita di tanah Mesir, gelap gulita yang dapat diraba.'"
Keluaran 10 ayat 11 adalah bagian krusial dari kisah bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Ayat ini menggambarkan salah satu dari sepuluh tulah yang ditimpakan Tuhan kepada Mesir sebagai peringatan dan penekanan agar Firaun melepaskan umat pilihan-Nya. Tulah kegelapan yang dapat diraba ini bukan sekadar ketiadaan cahaya, melainkan sebuah manifestasi kekuatan ilahi yang luar biasa, yang bahkan mampu menciptakan kegelapan fisik yang begitu pekat hingga bisa dirasakan oleh indra peraba.
Tulah kegelapan ini memiliki berbagai implikasi mendalam. Pertama, ini adalah demonstrasi mutlak dari kedaulatan Tuhan atas alam semesta, termasuk kekuatan-Nya untuk mengontrol elemen-elemen yang paling mendasar sekalipun seperti cahaya dan kegelapan. Firaun dan seluruh bangsa Mesir diperlihatkan bahwa dewa-dewa mereka tidak berdaya menghadapi Tuhan Israel. Kegelapan yang "dapat diraba" menunjukkan bahwa ini bukan sekadar fenomena alam biasa, melainkan intervensi ilahi yang disengaja untuk menundukkan kesombongan Firaun.
Kedua, tulah ini memberikan kontras yang mencolok antara pengalaman orang Mesir dan Israel. Ayat-ayat selanjutnya dalam kitab Keluaran menjelaskan bahwa sementara tanah Mesir diselimuti kegelapan pekat, umat Israel di tanah Gosyen tetap diterangi. Perbedaan ini memperkuat gagasan tentang perlindungan ilahi bagi umat-Nya. Tuhan membedakan antara mereka yang melayani-Nya dan mereka yang menentang-Nya. Pengalaman ini menjadi pengingat akan pemeliharaan Tuhan di tengah penderitaan dan kesulitan.
Ketiga, keluaran 10 11 menandai titik balik penting dalam negosiasi antara Musa dan Firaun. Setiap tulah yang lebih berat semakin mengikis keteguhan hati Firaun, meskipun ia berulang kali berjanji untuk membebaskan bangsa Israel, ia selalu menarik kembali perkataannya. Kegelapan yang dialami oleh Mesir menjadi tekanan psikologis dan fisik yang luar biasa, menciptakan kepanikan dan keputusasaan. Ini adalah gambaran kuat tentang konsekuensi dari penolakan terhadap kehendak Tuhan.
Meskipun kisah ini berasal dari zaman kuno, maknanya tetap relevan hingga kini. Kita bisa melihatnya sebagai metafora untuk menghadapi kegelapan spiritual atau kesulitan dalam hidup. Tulah kegelapan mengingatkan kita bahwa bahkan dalam momen-momen tergelap, ada harapan dan perlindungan ilahi yang selalu tersedia bagi mereka yang mencarinya. Ini mengajarkan pentingnya iman dan kepercayaan pada kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri. Memahami keluaran 10 11 juga mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan hati dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah pada keputusasaan.
Dalam konteks yang lebih luas, kisah keluaran adalah narasi tentang pembebasan, keadilan, dan penebusan. Keluaran 10 11, dengan gambaran kegelapan yang begitu kuat, menjadi salah satu simbol paling berkesan dari perjuangan melawan penindasan dan tirani. Ini adalah kisah yang terus menginspirasi, mengingatkan kita bahwa bahkan di tengah kegelapan terpekat sekalipun, cahaya kebebasan dan harapan akan selalu ada.