Keluaran 10:28

"Dan Firaun berkata kepada Musa: 'Pergilah daripadaku! Berhati-hatilah, jangan sekali-kali engkau melihat mukaku lagi; sebab pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati.'"
Pemisahan
Ilustrasi ketegasan dan perpisahan yang tegas.

Ayat dari Kitab Keluaran pasal 10, ayat 28, mengisahkan momen krusial dalam narasi pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Kata-kata tegas Firaun kepada Musa menandai titik balik penting, menunjukkan kekerasan hati penguasa Mesir yang semakin terkristalisasi meskipun telah menghadapi berbagai tulah yang dahsyat.

Dalam konteks yang lebih luas, keluaran 10 28 menggambarkan sebuah perpisahan yang dipaksakan dan penuh ancaman. Firaun, yang merasa terdesak oleh permintaan Musa dan Harun serta kekuatan ilahi yang mereka bawa, memilih untuk mengusir utusan Tuhan dengan ancaman kematian. Sikap ini mencerminkan penolakan Firaun yang teguh terhadap kehendak Tuhan dan kebebasan umat-Nya. Ia lebih memilih untuk mempertahankan kekuasaannya, meskipun itu berarti menghadapi murka Tuhan yang lebih besar.

Ayat ini juga menyoroti keberanian Musa dalam menghadapi penguasa yang kuat. Meskipun diancam, Musa tetap menjadi agen perubahan yang membawa pesan Tuhan. Keteguhannya dalam menjalankan tugasnya, bahkan ketika berhadapan dengan konsekuensi yang mengerikan, adalah sebuah teladan.

Lebih dari sekadar cerita sejarah, Keluaran 10:28 dapat dimaknai secara simbolis. Perpisahan yang diisyaratkan dalam ayat ini bisa mewakili situasi di mana kita dihadapkan pada pilihan sulit. Terkadang, kita mungkin merasa dipaksa untuk menjauh dari kebenaran atau prinsip-prinsip moral demi kenyamanan atau menghindari konflik. Ancaman Firaun yang mengatakan "pada waktu engkau melihat mukaku, engkau akan mati" bisa diartikan sebagai peringatan tentang bahaya kemerosotan spiritual atau moral, di mana semakin kita mendekati kejahatan atau keputusasaan, semakin besar risiko kehancuran.

Namun, dalam setiap perpisahan yang dramatis, selalu ada potensi untuk awal yang baru. Firaun mengusir Musa, tetapi itu justru menjadi langkah terakhir sebelum tulah kesepuluh yang membawa pembebasan penuh. Bagi umat yang tertindas, pengusiran ini justru menjadi pertanda bahwa pembebasan sudah dekat. Keluaran 10:28 mengajarkan kita bahwa meskipun ada penolakan dan ancaman, iman dan ketekunan dapat membawa kita melalui masa-masa sulit menuju kebebasan dan pemulihan. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita untuk tidak gentar menghadapi tantangan dan untuk senantiasa mencari jalan keluar dari penindasan, baik secara pribadi maupun kolektif, dengan memegang teguh kebenaran dan harapan.