"Kamu akan mengambil minyak zaitun yang murni, yang dihancurkan, untuk penerangan, supaya lampu-lampu itu selalu menyala." (Keluaran 27:20)
Kitab Keluaran dalam Alkitab menyimpan banyak kisah dan instruksi penting yang terus relevan hingga kini. Salah satu bagian yang seringkali terlewat namun sarat makna adalah instruksi mengenai penerangan. Dalam pasal 25 hingga 28, Tuhan memberikan perincian yang sangat spesifik mengenai pembangunan Kemah Suci dan perlengkapannya, termasuk pelita minyak. Ayat seperti Keluaran 27:20, yang berbicara tentang minyak zaitun murni untuk penerangan yang selalu menyala, bukan sekadar perintah teknis. Ini adalah gambaran simbolis yang mendalam tentang kebutuhan akan cahaya ilahi dalam kehidupan umat manusia.
Di tengah kegelapan dunia, kebingungan, dan tantangan hidup, kita seringkali membutuhkan panduan. Penerangan yang dimaksud di sini merujuk pada kebenaran ilahi, hikmat dari Tuhan, dan kehadiran-Nya yang menuntun langkah kita. Minyak zaitun murni melambangkan kemurnian hati dan kekudusan yang harus dijaga. Tanpa kemurnian, cahaya itu bisa redup atau bahkan padam. Ini mengajarkan kita pentingnya menjaga hati dan pikiran agar tetap terhubung dengan sumber terang sejati.
Instruksi yang diberikan Tuhan sangat rinci. Mulai dari ukuran, bahan, hingga cara pembuatan setiap bagian Kemah Suci. Hal ini menekankan bahwa dalam membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan, ketaatan dan perhatian terhadap detail adalah hal yang krusial. Tuhan tidak hanya peduli pada niat besar, tetapi juga pada pelaksanaan yang setia, bahkan dalam hal-hal yang tampaknya kecil. Pengabdian total berarti menyerahkan seluruh aspek kehidupan, termasuk detail-detail yang paling tersembunyi, untuk kemuliaan-Nya.
Keluaran 25 hingga 28 bukan hanya sekadar petunjuk arsitektur kuno. Ini adalah cetak biru spiritual yang mengajarkan tentang bagaimana umat Tuhan seharusnya hidup. Perintah untuk menjaga lampu agar selalu menyala memberikan gambaran tentang kehidupan iman yang aktif dan berkelanjutan. Iman bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang perlu dipelihara, diberi "bahan bakar" berupa Firman Tuhan dan doa, agar terus bersinar menerangi jalan pribadi dan menjadi terang bagi orang lain di sekitarnya. Kebutuhan akan minyak yang terus menerus mengingatkan kita bahwa kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri untuk menjaga cahaya iman tetap menyala. Kita membutuhkan sumber daya ilahi yang tak pernah habis.
Melaksanakan perintah Tuhan, terutama yang membutuhkan pengorbanan dan ketekunan, tentu tidak selalu mudah. Membawa dan menjaga kemurnian minyak, memastikan api tetap menyala, semuanya membutuhkan usaha yang konsisten. Namun, di balik setiap tantangan ketaatan, ada berkat yang melimpah. Kehadiran Tuhan yang dinyatakan melalui Kemah Suci menjadi pusat kehidupan bangsa Israel, memberikan mereka perlindungan, panduan, dan pengharapan.
Keluaran 25 28 mengajarkan kepada kita bahwa penerangan sejati, yang datang dari Tuhan, adalah kunci untuk melewati setiap persoalan. Dengan menjaga hati tetap murni, hidup dalam ketaatan, dan terus menerus mencari hadirat-Nya, kita dapat memastikan bahwa cahaya iman kita tidak pernah padam, melainkan terus bersinar terang, membawa dampak positif bagi dunia di sekitar kita. Ini adalah panggilan untuk menjadi pembawa terang di mana pun kita berada, mencerminkan kemuliaan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.