Keluaran 26 19: Perintah Keagungan Tuhan

"Buatlah sepuluh bidang permadani dari lenan halus yang terpintal, serta kain biru keunguan dan kain ungu serta kain kirmizi; buatlah kerub-kerubnya, yang dibuat oleh tukang tenun yang cakap." (Keluaran 26:1)

Firman Tuhan dalam Kitab Keluaran 26 19 (merujuk pada perikop yang mengatur mengenai tabernakel) bukan hanya sekadar instruksi teknis untuk pembangunan tempat ibadah. Di balik detail-detail material dan kerajinan tangan yang dijelaskan, terkandung makna teologis yang mendalam. Bagian ini secara khusus membahas tentang pembuatan selubung luar tabernakel, sebuah struktur yang akan menjadi representasi kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Perintah mengenai bidang-bidang permadani yang terbuat dari lenan halus, kain biru keunguan, ungu, dan kirmizi, serta penekanan pada keterampilan para tukang tenun, menunjukkan betapa tingginya standar keagungan dan kesucian yang diinginkan oleh Tuhan dalam segala sesuatu yang dipersembahkan kepada-Nya.

Proses pembuatan tabernakel adalah sebuah proyek kolosal yang melibatkan banyak orang, keterampilan, dan sumber daya. Tuhan sendiri yang memberikan cetak biru dan instruksi yang sangat rinci. Hal ini menegaskan bahwa ketika kita berhubungan dengan Tuhan, segala sesuatu harus dilakukan dengan ketelitian dan kesungguhan. Warna-warna yang digunakan – biru keunguan, ungu, dan kirmizi – seringkali dikaitkan dengan kerajaan, kemuliaan, dan pengorbanan. Lenan halus melambangkan kemurnian. Kombinasi ini menyiratkan bahwa tabernakel, sebagai tempat kediaman Allah, haruslah mencerminkan karakter ilahi itu sendiri: suci, mulia, dan indah.

Keterampilan para tukang tenun yang disebutkan dalam Keluaran 26 19 juga merupakan elemen penting. Tuhan tidak hanya menginginkan material terbaik, tetapi juga pengerjaan terbaik. Ini mengajarkan kita bahwa talenta dan keahlian yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan dan harus digunakan untuk kemuliaan-Nya. Ketika kita mempersembahkan hasil karya terbaik kita kepada Tuhan, baik dalam ibadah, pelayanan, maupun dalam kehidupan sehari-hari, kita sedang menghormati Pencipta kita. Kerub-kerub yang dibuat dengan indah juga menunjukkan unsur surgawi yang dihadirkan di bumi, mengingatkan bahwa Allah itu kudus dan terpisah dari dosa.

Ilustrasi artistik makna tabernakel yang mulia.

Perintah dalam Keluaran 26 19 dan ayat-ayat sekitarnya juga mengingatkan kita akan sifat Allah yang berdaulat dan memiliki rencana yang sempurna. Tabernakel bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga simbol perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Melalui detail-detail yang diberikan, Tuhan menunjukkan betapa Ia peduli terhadap setiap aspek perjumpaan dengan manusia. Keindahan dan ketelitian dalam pembangunan tabernakel mencerminkan kemuliaan Allah yang tak terhingga. Ini seharusnya mendorong kita untuk selalu mencari kesempurnaan dalam hubungan kita dengan Tuhan, baik dalam bentuk ibadah, doa, maupun pelayanan kita. Setiap bagian dari tabernakel memiliki makna, dan setiap bagian dikerjakan dengan tujuan ilahi.

Lebih jauh lagi, kisah pembangunan tabernakel ini adalah sebuah janji. Janji akan kehadiran Allah yang selalu menyertai umat-Nya. Meskipun diciptakan di padang gurun yang tandus, tabernakel menjadi pusat kehidupan rohani Israel, tempat di mana mereka dapat mendekat kepada Tuhan. Instruksi yang terperinci menunjukkan bahwa Tuhan ingin dikenal dan dialami oleh umat-Nya, tetapi juga melalui cara yang telah Ia tetapkan. Kesungguhan dan ketelitian dalam mengikuti perintah-Nya, sebagaimana dicerminkan dalam pengerjaan tabernakel, adalah wujud penghormatan kita kepada Pribadi-Nya yang kudus dan agung.