Ayat Keluaran 26 ayat 20 memberikan instruksi yang sangat spesifik mengenai pembangunan Tabernakel, sebuah tempat ibadah yang sangat penting bagi bangsa Israel di masa lalu. Ayat ini secara khusus membahas mengenai spesifikasi tiang-tiang yang akan digunakan. Tiang-tiang ini bukan sekadar penopang biasa, melainkan memiliki nilai spiritual dan fungsional yang mendalam dalam struktur Tabernakel.
Menurut ayat ini, ada sepuluh tiang yang harus dibuat. Material utamanya adalah kayu penaga, yang dikenal karena kekuatan dan daya tahannya. Kayu ini dipilih bukan sembarangan, melainkan sebagai fondasi yang kokoh untuk kemuliaan ilahi yang akan berdiam di dalamnya. Lebih dari sekadar kekuatan fisiknya, kayu penaga ini kemudian dilapisi dengan emas. Pelapisan emas ini tidak hanya memberikan tampilan yang mewah dan megah, tetapi juga melambangkan kesucian, kemurnian, dan kemuliaan Allah. Emas adalah simbol kekayaan ilahi dan keagungan surga.
Kait-kait yang menempel pada tiang-tiang ini juga dibuat dari emas. Kait ini berfungsi untuk menyambungkan tirai-tirai dan tabir-tabir yang membentuk dinding dan batas-batas Tabernakel. Penggunaan emas pada kait menegaskan kesakralan setiap sambungan dan integritas struktural Tabernakel secara keseluruhan. Keindahan dan kemegahan yang diciptakan oleh material emas ini dimaksudkan untuk mencerminkan kemuliaan Tuhan yang tiada tara.
Menariknya, ayat ini juga merinci dasar atau kaki dari tiang-tiang tersebut. Berbeda dengan tiang dan kaitnya yang terbuat dari emas, kaki tiang ini dibuat dari perak. Terdapat empat kaki perak untuk setiap tiang yang disebutkan. Perak, dalam konteks Alkitab, sering kali melambangkan penebusan atau harga yang dibayar. Dalam hal ini, kaki perak yang menopang tiang emas dapat diartikan sebagai fondasi penebusan yang memungkinkan hubungan antara manusia (yang membutuhkan penebusan) dan Allah (yang kudus dan mulia).
Perbedaan material antara tiang dan kakinya ini menciptakan kontras yang indah namun harmonis. Emas melambangkan kemuliaan dan kesucian surgawi, sementara perak menandakan aspek penebusan yang membumi. Kombinasi ini menunjukkan bahwa kemuliaan Allah dapat diakses oleh umat-Nya melalui karya penebusan yang telah disediakan. Tabernakel, secara keseluruhan, merupakan gambaran dari bagaimana Allah yang kudus berdiam di tengah umat-Nya yang berdosa, dengan menyediakan jalan melalui pengorbanan dan penebusan.
Instruksi detail dalam Keluaran 26 20 menunjukkan betapa pentingnya setiap elemen dalam pembangunan Tabernakel. Tidak ada detail yang terlewatkan, semuanya memiliki tujuan dan makna. Pembuatan Tabernakel ini bukan sekadar proyek arsitektural, melainkan sebuah ibadah yang didasarkan pada perintah langsung dari Allah. Bangsa Israel diperintahkan untuk mengumpulkan emas, perak, dan material berharga lainnya untuk membangun tempat kediaman Allah di antara mereka.
Penggunaan kayu penaga yang kuat, pelapisan emas yang megah, kait emas yang kokoh, dan dasar perak yang menopang, semuanya adalah bagian dari gambaran yang lebih besar. Gambaran ini menunjuk pada Kristus, yang kelak akan menjadi Tabernakel sejati, kediaman Allah di antara manusia. Kemuliaan-Nya yang tak terhingga (emas) ditopang oleh pengorbanan penebusan-Nya (perak) untuk dapat berdiam bersama umat-Nya.