Keluaran 26:3 memberikan detail penting mengenai konstruksi Kemah Suci, sebuah struktur yang sangat penting bagi bangsa Israel saat pengembaraan mereka di padang gurun. Ayat ini berfokus pada material penutup luar Kemah Suci, yang terbuat dari kulit hewan, dan bagaimana bagian-bagiannya disambungkan.
Perintah spesifiknya adalah untuk membuat lima lembar penutup yang bertaut satu sama lain, dan kemudian lima lembar lainnya juga bertaut dengan cara yang sama. Ini menunjukkan bahwa penutup luar Kemah Suci tidak terdiri dari satu lembar besar, melainkan beberapa lembar yang dijahit atau disambung secara presisi. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah struktur yang kuat, kedap air, dan yang terpenting, memenuhi standar kekudusan yang ditetapkan oleh Tuhan.
Konstruksi ini bukan hanya masalah praktis, tetapi juga memiliki makna teologis yang mendalam. Setiap jahitan, setiap tautan, melambangkan kesatuan dan keterhubungan dalam umat Allah. Kemah Suci sendiri merupakan tempat kediaman Tuhan di tengah umat-Nya, sebuah simbol kehadiran-Nya yang intim dan suci. Penutup luarnya yang kokoh melindungi bagian dalam yang lebih sakral, yaitu Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus, tempat para imam melaksanakan tugas mereka.
Dalam Keluaran 26:1-6, dijelaskan bahwa penutup luar ini terdiri dari sepuluh helai kain lenan halus yang dicelup. Namun, ayat 3 secara spesifik mengacu pada lapisan penutup yang terbuat dari kulit binatang, kemungkinan besar kulit kambing, yang merupakan lapisan yang lebih luar lagi. Lapisan ini dirancang untuk memberikan perlindungan tambahan dari elemen-elemen cuaca dan elemen eksternal lainnya. Perintah untuk menautkan lembaran-lembaran ini menunjukkan keterampilan dan ketelitian yang diperlukan dalam setiap aspek pembangunan Kemah Suci. Tidak ada detail yang terlewatkan; semuanya dirancang untuk kesempurnaan.
Penting untuk dicatat bahwa angka lima dalam penautan ini mungkin juga memiliki arti simbolis. Dalam tradisi Ibrani, angka lima sering dikaitkan dengan anugerah, pentahbisan, atau perlindungan. Penautan dua set lima lembar menjadi satu kesatuan yang lebih besar (total sepuluh lembar untuk penutup luar) bisa menyiratkan penggenapan atau kesempurnaan dalam pekerjaan yang dilakukan atas perintah Tuhan.
Keluaran 26:3 mendorong kita untuk merenungkan betapa detailnya Tuhan dalam instruksi-Nya. Setiap aspek dari Kemah Suci adalah cerminan dari karakter-Nya yang kudus, tertib, dan penuh perhatian. Saat kita mempelajari detail-detail seperti ini, kita diingatkan bahwa dalam kehidupan rohani kita pun, keterhubungan dan ketelitian dalam mengikuti firman Tuhan adalah kunci untuk membangun sesuatu yang berkenan di hadapan-Nya. Penautan yang kuat memastikan integritas struktur, sama seperti iman yang kuat dan hubungan yang erat satu sama lain memastikan kekuatan komunitas orang percaya.
Dalam konteks spiritual modern, Kemah Suci dapat dipahami sebagai gambaran dari gereja, yaitu kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk menjadi tempat kediaman Roh Kudus. Detail-detail konstruksinya mengajarkan kita pentingnya kesatuan dalam Kristus, saling menopang, dan membangun satu sama lain dalam iman. Setiap anggota gereja memiliki perannya, dan ketika kita "bertaut" satu sama lain dengan benar, kita membentuk sebuah kesatuan yang kuat, mampu menahan badai kehidupan dan memuliakan Tuhan.