Keluaran 26-30

"Engkau harus membuat tabernakel itu dari sepuluh selubung dari lenan halus yang dipintal berjalin-jalin, dan dari bahan biru, ungu dan kirmizi, dengan kerub-kerub yang dirancang oleh seorang ahli tenun." - Keluaran 26:1

Keagungan Tabernakel Mezbah
Representasi artistik dari elemen-elemen Tabernakel dan Mezbah

Menyelami Keindahan dan Instruksi Ilahi

Kitab Keluaran, khususnya pasal 26 hingga 30, menghadirkan gambaran yang luar biasa rinci mengenai instruksi pembangunan Tabernakel. Ini bukanlah sekadar bangunan fisik, melainkan sebuah manifestasi dari kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Setiap detail, mulai dari bahan yang digunakan hingga cara perakitannya, memiliki makna spiritual yang mendalam dan bertujuan untuk memuliakan Yang Maha Kuasa.

Pasal 26 fokus pada konstruksi Tabernakel itu sendiri, menjelaskan tentang selubung-selubung kain lenan halus, bahan biru, ungu, dan kirmizi, serta desain kerub-kerub yang dibuat oleh seorang ahli tenun. Ini menunjukkan betapa pentingnya kerapian, keindahan, dan ketelitian dalam melayani Tuhan. Bahan-bahan yang disebutkan sering kali melambangkan kemurnian, kerajaan, dan pengorbanan. Keberadaan kerub-kerub mengisyaratkan penjagaan dan hadirat ilahi.

Perabotan Suci dan Kehadiran Tuhan

Melanjutkan instruksi, pasal 27 menguraikan pembuatan mezbah korban bakaran dan pelataran Tabernakel. Mezbah ini menjadi tempat di mana korban dipersembahkan, simbol penebusan dosa dan pendamaian. Pelataran yang mengelilinginya menciptakan ruang suci, memisahkan yang kudus dari yang biasa, menekankan kekudusan Tuhan dan kesucian yang dituntut dari umat-Nya. Ukuran dan bahan yang digunakan untuk mezbah juga memberikan penekanan pada pentingnya ritual pengorbanan ini.

Bagian yang tak kalah penting adalah pasal 28, yang merinci pakaian kebesaran untuk Harun dan anak-anaknya sebagai imam. Pakaian-pakaian ini dirancang dengan indah dan kaya simbol, termasuk efod, tutup dada dengan batu-batu permata yang bertuliskan nama-nama suku Israel, dan turban dengan lempeng emas bertuliskan "Kekudusan bagi TUHAN." Ini menggambarkan peran penting para imam sebagai perantara antara Tuhan dan umat-Nya, membawa nama umat di hadapan Tuhan.

Ritual Pemurnian dan Pelayanan Imam

Pasal 29 memberikan instruksi yang teliti mengenai ritual pentahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam. Ini melibatkan berbagai jenis korban, percikan darah, dan pengurapan dengan minyak. Seluruh proses ini bertujuan untuk menyucikan dan menguduskan mereka untuk pelayanan khusus di hadapan Tuhan. Tuhan memberikan perintah yang spesifik mengenai bagaimana setiap ritual harus dilakukan, menegaskan bahwa pelayanan yang berkenan kepada-Nya harus dilakukan sesuai dengan firman-Nya.

Terakhir, pasal 30 membahas tentang mezbah pembakaran ukupan dan bejana pembasuhan, serta bagaimana minyak urapan kudus dan ukupan kudus harus disiapkan dan digunakan. Mezbah ukupan melambangkan doa-doa umat yang naik kepada Tuhan. Bejana pembasuhan mengingatkan para imam akan pentingnya penyucian diri sebelum memasuki area Tabernakel. Semua ini menegaskan bahwa kedekatan dengan Tuhan menuntut kekudusan dan penghormatan. Instruksi mengenai keluaran 26 30 ini terus mengingatkan umat akan cara berhubungan dengan Tuhan yang suci dan mulia.